Bajrangi sudah telanjur dituduh sebagai mata-mata, seorang penyusup dari India. Isu inilah yang lebih dulu naik ke permukaan. Lalu melekat di benak orang-orang. Kebencian memang mudah disulut.
Kekuatan media, penyebar kasih sayang atau sebaliknya.
Hingga suatu ketika, Chand Nawab mendapat ide brilliant untuk mengunggah video yang berisikan kisah perjalanan mereka mencari orang tua Munni di situs berbagi video yaitu Youtube. Dalam rekaman videonya, Chand Nawab berkata, "Seluruh saluran TV menolak menyiarkan kisah ini. Menyebutnya murahan dan buang waktu. Dan tak akan ada yang tertarik."Â Mungkin, penolakan yang seperti ini memang berpotensi menjadi rahasia kelam dunia jurnalistik ya.
Lalu selang beberapa waktu, publik di kedua belah pihak pun mengetahui kisah ini. Kisah ini menjadi viral. Menjadi sorotan dimana-mana. Bajrangi pun mendapat simpati dari banyak orang. Lihatlah, betapa kekuatan media sangat mampu memengaruhi publik. Mengambil hati banyak orang. Atau sebaliknya.
Kasih sayang, penyatu perbedaan.
Saat yang dinantikan pun tiba, Munni bertemu dengan ibunya. Sekali lagi, ibarat kata, you win some you lose some. Pengorbanan harus dilewati. Sementara Munni kembali ke pelukan orangtuanya, Bajrangi harus mendekam di sel tahanan Pakistan. Ia ditangkap dan dipaksa untuk mengaku bahwa ia mata-mata India.
Bagaimanapun, kebencian memang telanjur tersebar. Beberapa orang tetap saja keukeuh bahwa Bajrangi ialah seorang mata-mata. Mengaburkan kebenaran bahwa kasih sayang Bajrangilah yang menggerakkannya untuk rela membantu Shahida tanpa menghiraukan latar belakangnya, bahwa ia orang Pakistan. Bajrangi memandang Shahida sebagai seorang manusia biasa, gadis kecil biasa.
Chand Nawab dengan dibantu jurnalis lainnya, berusaha menggalang dukungan publik supaya Bajrangi bisa dibebaskan dan diijinkan kembali ke negaranya. Upaya ini tidaklah sia-sia, kasih sayang mampu menggerakan semua orang. Menyatukan yang berbeda.
Spread love, make the world a better place.
Film ini sering saya tonton bersama keluarga kecil saya. Entah itu melalui laptop ataupun televisi jikalau salah satu stasiun televisi tengah menayangkannya. Meskipun kisah film ini mungkin terdengar klise atau melebih-lebihkan, namun bagi saya, kisah seperti iniah yang mampu mengingatkan kita agar selalu menyayangi satu sama lain, setiap harinya. Kepada yang dikenal, maupun yang belum dikenal.
Berharap supaya kita mampu menangkal setan kecil jahat bernama kebencian yang belakangan mudah hinggap di benak khalayak serta dianggap "hal-biasa". Biasa dari mananya? Dari Saturnus po? Hehe.
Andai saja ada banyak orang seperti Bajrangi di dunia ini. Pastilah, akan luar biasa, kita bisa aman, tenteram dan damai. We could heal the world, make it a better place, seperti kata mendiang Michael Jackson dalam lagunya.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H