Panas menghampar diatas setapak terjal
Membawa langkah menelusur cokro srengenge
Canda debu yang menampar-nampar mata
Mencoba hentikan hasrat menghirup aroma hargo dumilah
***
Sejenak menikmati taman bunga abadi
Hamparan edelweis mengingatkanku tentangmu
Seperti keindahamu yang membuatku jatuh bertekuk lutut
Atau warna yang mengharu birukan pagiku
***
Kaki gemetar melangkah dari hargo dalem
Menyusur pagi merobek kabut yang beringsut turun
Coba mengejar matahari terbangun dari puncak tertinggi
Untuk merasakan hangat rasa cinta yang telah pergi
***
Hatimu serasa disini saat kupandangi adelweis yang menari
Merekah tertiup irama panas mentari
Mahkota tersenyum  membuang  pasung kesendirianku
Seakan mengerti sepiku saat menjejaki kaki cemoro sewu
***
Sisa nafasku mulai menggusur langkah
Menarik kaki-kakiku menggapai puncak Lawu
Bersama riuh canda edelweis hati menyatu
Walaupun ku tau ku harus tanpamu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H