Qiana Monica1, Ratna Dewi Kartikasari2 Â
Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jl. K.H. Ahmad Dahlan, Cireundeu, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten
nanaqianamonica@gmail.com
Abstract Â
Communication is a medium that individuals as social creatures use to make it easier to interact with other people. Communication skills are one of the skills needed to support Especially if what is hoped for is effective communication, then interpersonal communication is one method that can achieve this goal. This activity aims to increase and improve knowledge and effective communication skills in the community.
Keywords : Interpersonal communication, effective communication
Abstrak Â
Komunikasi menjadi sebuah media yang digunakan individu sebagai mahluk sosial untuk mempermudah berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan komunikasi menjadi kemampuan. Terutama bila yang diharapkan adalah terjadinya komunikasi efektif, maka komunikasi interpersonal menjadi salah satu metode yang bisa mencapai tujuan tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan serta kemampuan komunikasi yang efektif pada lingkungan Masyarakat.
Kata Kunci : Pelatihan komunikasi interpersonal, komunikasi efektif
PENDAHULUAN
Komunikasi adalah istilah yang begitu popular disaat ini. Media massa, buku, kelompok diskusi/ pelatihan, seminar dan sebagainya membahas mengenai komunikasi. Manusia modern diberondong oleh pesan-pesan komunikasi dari berbagai jurusan, baik secara terang-terangan, ataupun secara halus, baik secara verbal ataupun nonverbal. Komunikasi sebenarnya bukan hanya ilmu pengetahuan, tapi juga seni bergaul. Agar kita dapat berkomunikasi efektif, kita dituntut tidak hanya memahami prosesnya, tapi juga mampu menerapkan pengetahuan kita secara kreatif. Komunikasi yang efektif adalah komunukasi dalam makna yang distimulasikan serupa atau sama dengan yang dimaksudkan komunikator pendeknya. Komunikasi efektif adakah makna bersama.
Pendahuluan tentang kajian teori ilmiah komunikasi interpersonal yang efektif sangat penting untuk memahami dasar-dasar interaksi antarindividu. Komunikasi interpersonal merupakan suatu bentuk komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih, yang melibatkan pertukaran informasi, ide, perasaan, dan emosi. Kajian teori ilmiah dalam konteks komunikasi interpersonal membantu kita memahami faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas interaksi antarindividu.
Di dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi merupakan suatu tindakan yang memungkinkan kita mampu menerima dan memberikan informasi atau pesan sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Secara teoritis, tindakan komunikasi berdasarkan pada konteks terbagi menjadi beberapa macam, yaitu konteks komunikasi interpersonal, komunikasi intrapersonal, komunikasi kelompok dan komunikasi massa. Jika dilihat dari beberapa konteks komunikasi tersebut, konteks komunikasi yang berhubungan atau sesuai dengan makalah ini adalah komunikasi interpersonal dan kelompok Sebagai makhluk sosial yang dalam kehidupannya tidak bisa hidup tanpa orang lain, dalam hal ini komunikasi sangat berperan. Komunikasi merupakan hal mendasar bagi kehidupan setiap manusia, baik itu manusia sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Manusia ingin mengetahui lingkungan sekitar, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya, dalam hal ini komunikasi memegang peranan yang sangat penting dimana dengan adanya komunikasi manusia dapat saling berinteraksi dengan sesamanya. Komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain dengan tujuan tertentu agar terjadi kesepahaman diantara pihak yang terlibat. Berbagai jenis komunikasi tanpa disadari sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari
KAJIAN TEORI
Menurut Suranto (2011:19) komunikasi antar pribadi/interpersonal merupakan suatu action oriented, ialah suatu tindakan yang berorientasi pada tujuan tertentu. Tujuan komunikasi interpersonal ada bermacam-macam, yaitu:Â
1) Mengungkapkan perhatian kepada orang lain.Â
2) Menemukan diri sendiri.Â
3) Menemukan dunia luar.Â
4) Membangun dan memelihara hubungan yang harmonis.Â
5) Memperngaruhi sikap dan tingkah laku.Â
6) Mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu.Â
7) Menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi.Â
8) Memberikan bantuan (konseling).
Komunikasi interpersonal merupakan proses yang menggunakan pesan-pesan untuk mencapai kesamaan makna antara dua orang atau lebih dalam sebuah situasi yang memberikan kesempatan yang sama bagi komunikator dan komunikan). Proses komunikasi itu ditandai dengan interaksi verbal dan non verbal. Ada beberapa teori yang melandasi proses komunikasi interpersonal, yaitu :
a. Relationship Rules Theory. Teori ini memandang proses komunikasi interpersonal berdasarkan aturan yang berlaku selama proses komunikasi (Shimanoff, 1980). Dengan adanya aturan-aturan ini dapat mengidentifikasi perilaku yang mendukung dan atau merusak komunikasi. Selain itu, aturan-aturan ini dapat digunakan untuk mendeteksi mengapa komunikasi putus dan bagaimana komunikasi itu dapatdiperbaiki.Selanjutnya,jikaindividumengetahuiaturannya, maka individu itu akan lebih mampu menguasai keterampilan sosial yang dibutuhkan dalam komunikasi interpersonal.
b. Relationship Dialectics Theory. Teori ini beranggapan bahwa individu yang terlibat dalam suatu komunikasi interpersonal dapat mengalami ketegangan internal antara sepasang motif yang berlawanan (Rawlins, 1989). Misalnya ketegangan antara sikap closedness dan openness, yaitu konflik antara keinginan untuk berada dalam hubungan tertutup dan keinginan untuk berada dalam suatu hubungan yang terbuka dengan kelompok yang lebih luas. Ketegangan antara autonomy dan connection, yaitu konflik individu yang terjadi karena adanya keinginan untuk tetap menjadi individu yang otonom dan independen tetapi juga adanya keinginan untuk berhubungan dengan orang lain (Sahlstein, 2004). Untuk mengatasi hal tersebut de Vito (2013) memberikan tiga solusi yaitu :Â
1) individu yang terlibat dalam proses komunikasi interpersonal sebaiknya menerima kekurangan masing-masing
2) Jika individu ingin terbebas dari tekanan itu, maka individu tersebut bisa keluar dari hubungan itu
3) Individu perlu menyeimbangkan hidup agar dapat menyegarkan kembali situasi hubungan. Â
c. Social Penetration Theory. Teori ini menjelaskan proses berkembangnya hubungan dalam komunikasi interpersonal. Hubungan itu, bergerak mulai dari tingkatan yang paling rendah, menuju ke tingkatan yang terdalam, atau ke tingkatan yang lebih bersifat pribadi. Teori ini dimaknai juga sebagai sebuah model yang menunjukkan perkembangan hubungan, yaitu proses individu saling mengenal satu sama lain melalui tahap pengungkapan informasi (Altman & Taylor, 1973). Dalam proses komunikasi interpersonal membutuhkan kedalaman hubungan, tetapi keluasan informasi juga penting. Dalam beberapa situasi individu bisa sangat terbuka kepada seseorang, tetapi dalam informasi tertentu individu tidak bisa terbuka. Jika suatu hubungan mulai memburuk, maka keluasan dan kedalaman akan berkurang dan disebut depenetrasi. Misalnya, pada saat individu mengakhiri komunikasi interpersonal maka informasi akan terpotong, tetapi informasi yang tersisa dapat didiskusikan lebih mendalam
d. Social exchange Theory. Teori ini mengatakan suatu hubungan interpersonal akan terjadi jika individu menganggap bahwa dengan hubungan tersebut dapat mendatangkan keuntungan (Cook, & Rice, 2003). Maka dalam hubungan interpersonal terdapat unsur reward, pengorbanan dan keuntungan yang saling mempengaruhi. Hubungan interpersonal dapat dikaji dari keseimbangan antara apa yang diberikan individu dalam hubungan tersebut dengan apa yang dikeluarkan dari hubungan itu. Teori pertukaran sosial ini didasarkan pada teori ekonomi, yang menjelaskan bahwa individu akan memilih sebuah hubungan yang dapat memberikan keuntungan bagi dirinya.
e. Equity Theory. Teori kesetaraan didasarkan pada ide teori pertukaran sosial, tetapi lebih menekankan pada membangun sebuah hubungan antar individu yang didasarkan pada kepentingan yang saling menguntungkan diantara keduanya. Hubungan bisa bertahan jika masing-masing pihak saling memberi dan memperoleh keuntungan yang sepadan. Teori kesetaraan menganggap bahwa individu akan mengembangkan, mempertahankan, dan merasa puas dengan hubungan yang sifatnya adil. Sebaliknya, individu tidak akan berkembang, akan mengakhiri, atau tidak puas dengan hubungan yang tidak adil. Semakin besar ketidakadilan, semakin besar ketidakpuasan dan semakin besar kemungkinan hubungan akan berakhir (De Vito, 2013).
METODE PENELITIAN
Dalam menjalani kehidupan, manusia adalah mahluk sosial yang memerlukan orang lain, baik untuk memenuhi kebutuhan fisik maupun psikisnya dengan tujuan agar mereka mampu untuk beradaptasi dan bertahan hidup. Cara untuk memenuhi tujuan tersebut adalah dengan memiliki sebuah kemampuan untuk mampu berinteraksi dengan individu lain. Salah satu cara yang dapat membantu manusia untuk berinteraksi adalah komunikasi. Komunikasi menjadi sebuah media yang digunakan individu sebagai mahluk sosial untuk mempermudah berinteraksi dengan orang lain (Pratiwi & Sukma, 2013).
a. Metode Pelatihan
1) Ceramah Ceramah yang dilakukan berupa pemaparan materi terkait komunikasi interpersonal oleh trainer. Dalam metode tersebut juga di selipkan sesi tanya jawab sehingga memancing peserta untuk berpikir dan berusaha memahami yang disampakan. Materi yang telah disampaikan diharapkan dapat memberi pengetahuan yang dapat diterapkan oleh satpam dalam kehidupannya sebagai usahan peningkatan dan pengembangan diri.
2) Diskusi Pada sesi kedua, terdapat sesi diskusi yang diharapkan mendorong peserta satpam untuk berkomunikasi dan saling berkomunikasi dengan peserta lain, di mana mereka harus mencari solusi terkait pemilihan ketua dan pembentukan jargon untuk mempresentasikan kelompok mereka.
3) Games / Permainan Metode ini tidak hanya digunakan sebagai energizer, tetapi juga sesi di mana mereka bisa mempererat kedekatan antar anggota kelompok untuk saling bekerja sama yang dibantu oleh komunikasi yang mereka lakukan sehingga perilaku dan pola pikir mereka menjadi satu pemahaman yang padu.
b. Metode Evaluasi Evaluasi terhadap efektivitas program pelatihan (training) menurut Kirkpatrick dan Kirkpatrick (2006) mencakup empat level evaluasi, yaitu:
1) Reaksi Metode Evaluasi Reaksi adalah metode untuk mengukur reaksi peserta terhadap muatan isi dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, dari sangat tidak puas sampai sangat puas, selain itu metode ini digunakan untuk mengukur kepekaan peserta mengenai satu pengalaman pelatihan yang telah di dapatkan.
2) Kognitif Metode Evaluasi Kognitif adalah metode untuk mengukur pengetahuan dari pembelajaran yang diperoleh peserta melalui pengalaman pelatihan juga untuk mengukur seberapa jauh mereka belajar, atau menangkap pengetahuan dan wawasan baru. Evaluasi ini terbagi menjadi dua yaitu pretest yang diberikan sebelum pelatihan dimulai dan posttest yang diberikan sesudah pelatihan di mana keduanya terkat dengan materi utama pelatihan yang disampaikan.
3) Perilaku Metode evaluasi perilaku metode untuk mengukur perubahan sikap, perluasan wawasan maupun peningkatan keterampilan.
4) Hasil Evaluasi hasil merupakan hasil akhir yang terjadi setelah peserta mengikuti program pelatihan.
Efektivitas Komunikasi Antar pribadi Efektivitas Komunikasi antarpribadi dimulai dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality).
- Keterbukaan (Opennes) Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi antarpribadi. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya. Memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu komunikasi.
- Empati (Empathy) Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.
- Sikap Mendukung (Supportiveness) Hubungan antarpribadi yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb.
- Sikap Positif (Positiveness) Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi antarpribadi dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi antar pribadi.
- Kesetaraan (Equality) Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan.Salah seorang mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi antar pribadi akan lebih efektif bila suasananya setara.
HASIL PENELITIAN
Tanggapan dari beberapa informan diatas dapatlah di simpulkan bahwa pola komunikasi antarpribadi adalah ada satu konsep kritis adalah arahnya seperti:
Downward Communication (komunikasi kebawah) , terutama mengkomunikasikan pesan dari yang memiliki kekuasaan kepada yang lebih sedikit kekuasaannya; merupakan model umum komunikasi
Upward Communication (komunikasi keatas) merupakan suatu kondisi yang mungkin lebih penting dari downward communication
KESIMPULAN
Komunikasi antarpribadi sangat potensial untuk menjalankan fungsi instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena kita dapat menggunakan kelima alat indera kita untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang kita komunikasikankepada komunikan kita. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna,komunikasi antarpribadi berperan penting hingga kapanpun, selama manusia masihmempunyai emosi. Kenyataannya komunikasi tatap-muka ini membuat manusia merasalebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa sepertisurat kabar, televisi, ataupun lewat teknologi tercanggihpun Komunikasi kelompok merupakan komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang yang memiliki tujuan yang sama dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan tersebut. Komunikasi yang berlangsung dalam suatu kelompok atau group tentang masalah - masalah yang menyangkut kepentingan banyak orang dalam kelompok. Maka komunikasi kelompok nampak lebih terbuka bila dibanding dengan komunikasi perseorangan
REFERENSI
https://core.ac.uk/download/pdf/327125043.pdf
Pratiwi, S. W., & Sukma, D. (2013). Komunikasi Interpersonal Antar Siswa Di Sekolah Dan Implikasinya Terhadap Pelayanan Bimbingan Dan Konseling. Konselor, 2(1), 324--329. https://doi.org/10.24036/02013211268-0-00
file:///C:/Users/Acer/Downloads/makalah%20kelompok%203%20.pdf
Samsinar, (2017) , Jurnal Dakwah Sosial Keagamaan, komunikasi interpersonal dalam perpektif islam, vol. 1, No. 2
file:///C:/Users/Acer/Downloads/levianelotulung,+abstrak+&+artikel+BARANEY.pdf
Deddy Mulyana, 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Rosda, Bandung.
Sasa Djuarsa Sendjaja, Ph.D., dkk, 1996. Pengantar Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H