Mohon tunggu...
Qiana Monica
Qiana Monica Mohon Tunggu... mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komunikasi Interpersonal yang Efektif

13 Januari 2024   13:37 Diperbarui: 15 Januari 2024   02:00 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

a. Metode Pelatihan
1) Ceramah Ceramah yang dilakukan berupa pemaparan materi terkait komunikasi interpersonal oleh trainer. Dalam metode tersebut juga di selipkan sesi tanya jawab sehingga memancing peserta untuk berpikir dan berusaha memahami yang disampakan. Materi yang telah disampaikan diharapkan dapat memberi pengetahuan yang dapat diterapkan oleh satpam dalam kehidupannya sebagai usahan peningkatan dan pengembangan diri.
2) Diskusi Pada sesi kedua, terdapat sesi diskusi yang diharapkan mendorong peserta satpam untuk berkomunikasi dan saling berkomunikasi dengan peserta lain, di mana mereka harus mencari solusi terkait pemilihan ketua dan pembentukan jargon untuk mempresentasikan kelompok mereka.
3) Games / Permainan Metode ini tidak hanya digunakan sebagai energizer, tetapi juga sesi di mana mereka bisa mempererat kedekatan antar anggota kelompok untuk saling bekerja sama yang dibantu oleh komunikasi yang mereka lakukan sehingga perilaku dan pola pikir mereka menjadi satu pemahaman yang padu.

b. Metode Evaluasi Evaluasi terhadap efektivitas program pelatihan (training) menurut Kirkpatrick dan Kirkpatrick (2006) mencakup empat level evaluasi, yaitu:
1) Reaksi Metode Evaluasi Reaksi adalah metode untuk mengukur reaksi peserta terhadap muatan isi dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, dari sangat tidak puas sampai sangat puas, selain itu metode ini digunakan untuk mengukur kepekaan peserta mengenai satu pengalaman pelatihan yang telah di dapatkan.
2) Kognitif Metode Evaluasi Kognitif adalah metode untuk mengukur pengetahuan dari pembelajaran yang diperoleh peserta melalui pengalaman pelatihan juga untuk mengukur seberapa jauh mereka belajar, atau menangkap pengetahuan dan wawasan baru. Evaluasi ini terbagi menjadi dua yaitu pretest yang diberikan sebelum pelatihan dimulai dan posttest yang diberikan sesudah pelatihan di mana keduanya terkat dengan materi utama pelatihan yang disampaikan.
3) Perilaku Metode evaluasi perilaku metode untuk mengukur perubahan sikap, perluasan wawasan maupun peningkatan keterampilan.
4) Hasil Evaluasi hasil merupakan hasil akhir yang terjadi setelah peserta mengikuti program pelatihan.
Efektivitas Komunikasi Antar pribadi Efektivitas Komunikasi antarpribadi dimulai dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality).

- Keterbukaan (Opennes) Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi antarpribadi. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya. Memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu komunikasi.
- Empati (Empathy) Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.
- Sikap Mendukung (Supportiveness) Hubungan antarpribadi yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb.
- Sikap Positif (Positiveness) Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi antarpribadi dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi antar pribadi.
- Kesetaraan (Equality) Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan.Salah seorang mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi antar pribadi akan lebih efektif bila suasananya setara.

HASIL PENELITIAN
Tanggapan dari beberapa informan diatas dapatlah di simpulkan bahwa pola komunikasi antarpribadi adalah ada satu konsep kritis adalah arahnya seperti:
Downward Communication (komunikasi kebawah) , terutama mengkomunikasikan pesan dari yang memiliki kekuasaan kepada yang lebih sedikit kekuasaannya; merupakan model umum komunikasi
Upward Communication (komunikasi keatas) merupakan suatu kondisi yang mungkin lebih penting dari downward communication

KESIMPULAN
Komunikasi antarpribadi sangat potensial untuk menjalankan fungsi instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena kita dapat menggunakan kelima alat indera kita untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang kita komunikasikankepada komunikan kita. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna,komunikasi antarpribadi berperan penting hingga kapanpun, selama manusia masihmempunyai emosi. Kenyataannya komunikasi tatap-muka ini membuat manusia merasalebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa sepertisurat kabar, televisi, ataupun lewat teknologi tercanggihpun Komunikasi kelompok merupakan komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang yang memiliki tujuan yang sama dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan tersebut. Komunikasi yang berlangsung dalam suatu kelompok atau group tentang masalah - masalah yang menyangkut kepentingan banyak orang dalam kelompok. Maka komunikasi kelompok nampak lebih terbuka bila dibanding dengan komunikasi perseorangan

REFERENSI
https://core.ac.uk/download/pdf/327125043.pdf
Pratiwi, S. W., & Sukma, D. (2013). Komunikasi Interpersonal Antar Siswa Di Sekolah Dan Implikasinya Terhadap Pelayanan Bimbingan Dan Konseling. Konselor, 2(1), 324--329. https://doi.org/10.24036/02013211268-0-00
file:///C:/Users/Acer/Downloads/makalah%20kelompok%203%20.pdf
Samsinar, (2017) , Jurnal Dakwah Sosial Keagamaan, komunikasi interpersonal dalam perpektif islam, vol. 1, No. 2
file:///C:/Users/Acer/Downloads/levianelotulung,+abstrak+&+artikel+BARANEY.pdf
Deddy Mulyana, 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Rosda, Bandung.
Sasa Djuarsa Sendjaja, Ph.D., dkk, 1996. Pengantar Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun