Mohon tunggu...
Qhonitattul Fajrina
Qhonitattul Fajrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki hobi mendengarkan musik sambil berkeliling kota

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film "Ice Cold" Kembali Mengguncang Kematian Mirna di Tanah Air

16 Oktober 2023   23:00 Diperbarui: 16 Oktober 2023   23:06 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

28 September 2023, Kasus kopi sianida kembali digemparkan oleh warganet. Penyebabnya adalah telah di tayangkan film Dokumenter kejadian kopi sianida dalam netflix berjudul Ice Cold. Apakah benar dalam film tersebut terbongkar semua kebenaran yang selama 7 tahun tenggelam? dalam hal ini tidak banyak orang dapat memastikan hal tersebut benar atau tidaknya, di karenakan film berdurasi kurang lebih satu jam itu tidak bisa menjadi saksi bisu kasus kopi sianida.

Kita mengetahui bahwa masih ada hal yang disembunyikan oleh pihak hukum terhadap kasus ini. Dalam film dokumenter tersebut tidak banyak hal dapat diungkapkan secara lisan contohnya adalah ketika mirna meminum kopi, mirna tiba-tiba merasa sakit dan muntah-muntah. Lalu Ia dibawa ke klinik terdekat tetapi tidak langsung ke rumah sakit, kejanggalan pun dimulai dari sini. Polisi kemudian menetapkan Jesica lah tersangka utamanya, hal ini justru membuat kaget orang-orang sekitar terutama keluarga, sanak saudara, dan orang yang disayang. Film dokumenter ini menceritakan awal persidangan sampai berakhirnya persidangan serta memberi gambaran bagaimana kasus kopi sianida 7 tahun lalu diselesaikan. Namun, film ini masih memiliki kekurangan di mana tidak semua dapat diajukan pertanyaan, lantaran beberapa sebagai saksi menolak adanya wawancara dari netflix.

Film tersebut merupakan film dokumenter yang di mana ketika warganet menyaksikan, pasti ada satu atau dua hal yang akan membuat mereka bertanya-tanya. Pada saat ini warganet menyimpan kecurigaan terhadap Bapak Mirna, Suami Mirna dan juga Hani sebagai teman daripada Jesica dan Mirna. Apa penyebab kecurigaan warganet terhadap mereka? Pada saat sidang, yang menjadi saksi adalah Hani tetapi tidak diusut tuntas dan semakin memojokkan Jesica sebagai tersangka utama. Bapak Mirna dalam film dokumenter tersebut memiliki raut wajah yang sangat angkuh, di mana ada penjelasan bahwa Jesica lah yang harus dicurigai.

"Saya kaget ketika Mirna meninggal, padahal anak itu sangat sehat. Tenang saja saya pastikan orang yang membunuhnya tidak dapat kabur" ujar Edi Darmawan Salihin.

Dalam film dokumenter tersebut, banyak warganet yang berpihak pada bapak Mirna dan ada juga yang berpihak pada Jesica.

Banyak saksi dalam film tersebut yang diwawancarai, salah satunya manager di Restoran oliver.

"Wah pada saat kejadian itu saya melihat Jesica ini tidak berkutik sama sekali, padahal temannya yang lain sudah panik. Saya rasa itu patut dicurigai" ujar manager Restoran oliver. Warganet semakin penasaran apa yang selanjutnya akan terjadi, karena dalam alur awal film hingga akhir atau selesainya film dokumenter tersebut sungguh sangat menegangkan. Dalam film Ice Cold juga dijelaskan bahwa Jesica bukanlah pembunuhnya. Bagaimana bisa 0,2 MG sianida mampu membuat nyawa seseorang melayang? bahkan indikasi bahwa Jesica memegang sianida juga belum terbukti.

"Melalui CCTV yang tidak jelas apakah mampu menahan seseorang yang tidak bersalah selama 20 tahun?" ujar warganet.

Setelah menonton film Ice Cold tersebut banyak opini yang didapat, yaitu mengapa Jesica memilih tempat itu, mengapa Jesica menutup mejanya dengan karton-karton, mengapa dia tidak terlihat panik pada saat Mirna kejang-kejang dan sebagainya. Bapak Mirna pernah mengatakan bahwa Jesica adalah psikopat narsitstik, psikopat gila dan Jesica ada dendam pribadi terhadap Mirna sehingga terjadi insiden kopi sianida tersebut.

Sungguh menegangkan film dokumenter ini, karena film ini lah kasus dari kopi sianida kembali booming. Hal ini membuat warganet semakin menyuarakan suara agar kasus 7 tahun berlalu kembali dipersidangkan. Banyak hal yang masih menganjal dalam hati dan tidak dapat diterima dalam pikiran. Hal ini diyakini karena film dokumenter tersebut benar-benar ingin membuat seluruh warga Indonesia sadar bahwa bukan Jesica pembunuhnya melainkan orang lain yang menyimpan amarah terhadap Jesica.

Terdapat kecurigaan bahwa kejadian ini didasari oleh cinta segitiga, terlihat sangat aneh bukan? Dari sini kita akan dibawa kembali ke alur di mana keluarga tidak melakukan autopsi terhadap mayat Jesica.

"Apakah sebelumnya anda pernah melakukan autopsi? sehingga pada saat Mirna meninggal kalian yakin bahwa, Jesica lah pembunuhnya?" ujar pak Otto Hasibuan

"Pada saat keluarga menolak untuk autopsi, seharusnya penyebab kematian tersebut tidak bisa diselidiki ataupun dilanjut penangkapan terhadap Mirna lantas, bagaimana bisa nyelidikin pembunuhnya?" ujar warganet. Benar saja, jika sudah keluarga sendiri yang tidak melaksanakan adanya autopsi, mengapa dengan mudah untuk menjatuhi hukuman 20 tahun penjara terhadap orang yang masih diragukan bersalah atau tidak.

 

Film dokumenter ini benar-benar membuka pikiran kita sebagai warga Indonesia, bahwa memang peradilan di Indonesia belum terlaksana dengan baik. Banyak faktor pendorong dalam film ini untuk kita percaya bahwa bukan Jesica pembunuh Mirna. Seperti halnya hakim di Indonesia belum bijaksana menjadi pihak penengah dalam peradilan dan dapat memiliki power yang begitu besar, dari sini kita tau bahwa duit adalah segalanya. Terdapat satu kata yang dikutip dari film ini yaitu "No monet, no justic!" Yudi Wibowo. Bukti-bukti yang menyatakan Jesica sebagai pembunuh juga belum terbukti benar.

Banyak hal yang membuat beberapa pertanyaan menyudutkan untuk pihak salah satunya adalah Jesica memiliki catatan kriminal di Australia (menabrakkan mobilnya ke panti kompo). Kerab sekali Jesica meminum obat anti depressant, warganet percaya bahwa ada gangguan yang terjadi pada Jesica sehingga dengan senang hati melakukan kejahatan dan memasang topeng tebal pada saat persidangan berlangsung.

Pada saat penayangan film Dokumenter ini banyak warganet sangat kesal dengan peran ayah Mirna di sini. Ayah mirna merupakan ayah yang sangat suka gonta-ganti pasangan, lalu apa dasar warga Indonesia mempercayai, bahwa Ayah Mirna dengan mudah menyatakan kesehatan anaknya adalah hal penting yang harus dia perhatikan. Terkadang dalam kasus pembunuhan, bukan mencari siapa pembunuhnya tapi siapa yang dapat dipersalahkan, karena harus ada yang dihukum atas kematian seseorang.

Dosen Departemen Komunikasi yang sekaligus seorang sutradara di Universitas Airlangga Wimar Herdanto mengungkapkan bahwa apa yang ada di film ini adalah salah satu bentuk framing.

"Sebenarnya yang dilakukan oleh Film Ice Cold ini salah satu bentuk framing," ujar Wimar Herdanto kepada detikJatim, Kamis (12/10/2023).

Sineas yang sempat terlibat dalam beberapa proses pembuatan film itu menuturkan bahwa dalam film ini terdapat penggambaran tokoh antagonis baru, yakni sosok Ayah Mirna.

Tidak hanya melalui film tersebut, sekarang telah banyak kabar beredar melalui tiktok dan media masa lainnya. Bahwasannya Ayah Mirna lah yang menjadi pelaku utama dalam kematian anaknya dan bukan Jessica lah yang bersalah. Hal ini dibuktikan demgan ditemukannya botol sianida di rumah Ayah Mirna dan Ayah Mirna sekarang telah ditangkap oleh pihak yang berwajib.

Banyak netizen yang mengharapkan keadilan bagi Jessica. Karena tidak sedikit komentar positif dari publik untuk Jessica. Tapi tidak sedikit juga pertanyaan dari netizen tentang bagaimana hukuman yang telah dijalani oleh jesika? Apakah ada ganti rugi atas hukuman yang telah di jalani oleh Jesika? Semoga dengan terungkapnya kebenaran ini bisa menyelesaikan kasus kematian Mirna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun