"Apakah sebelumnya anda pernah melakukan autopsi? sehingga pada saat Mirna meninggal kalian yakin bahwa, Jesica lah pembunuhnya?" ujar pak Otto Hasibuan
"Pada saat keluarga menolak untuk autopsi, seharusnya penyebab kematian tersebut tidak bisa diselidiki ataupun dilanjut penangkapan terhadap Mirna lantas, bagaimana bisa nyelidikin pembunuhnya?" ujar warganet. Benar saja, jika sudah keluarga sendiri yang tidak melaksanakan adanya autopsi, mengapa dengan mudah untuk menjatuhi hukuman 20 tahun penjara terhadap orang yang masih diragukan bersalah atau tidak.
Â
Film dokumenter ini benar-benar membuka pikiran kita sebagai warga Indonesia, bahwa memang peradilan di Indonesia belum terlaksana dengan baik. Banyak faktor pendorong dalam film ini untuk kita percaya bahwa bukan Jesica pembunuh Mirna. Seperti halnya hakim di Indonesia belum bijaksana menjadi pihak penengah dalam peradilan dan dapat memiliki power yang begitu besar, dari sini kita tau bahwa duit adalah segalanya. Terdapat satu kata yang dikutip dari film ini yaitu "No monet, no justic!" Yudi Wibowo. Bukti-bukti yang menyatakan Jesica sebagai pembunuh juga belum terbukti benar.
Banyak hal yang membuat beberapa pertanyaan menyudutkan untuk pihak salah satunya adalah Jesica memiliki catatan kriminal di Australia (menabrakkan mobilnya ke panti kompo). Kerab sekali Jesica meminum obat anti depressant, warganet percaya bahwa ada gangguan yang terjadi pada Jesica sehingga dengan senang hati melakukan kejahatan dan memasang topeng tebal pada saat persidangan berlangsung.
Pada saat penayangan film Dokumenter ini banyak warganet sangat kesal dengan peran ayah Mirna di sini. Ayah mirna merupakan ayah yang sangat suka gonta-ganti pasangan, lalu apa dasar warga Indonesia mempercayai, bahwa Ayah Mirna dengan mudah menyatakan kesehatan anaknya adalah hal penting yang harus dia perhatikan. Terkadang dalam kasus pembunuhan, bukan mencari siapa pembunuhnya tapi siapa yang dapat dipersalahkan, karena harus ada yang dihukum atas kematian seseorang.
Dosen Departemen Komunikasi yang sekaligus seorang sutradara di Universitas Airlangga Wimar Herdanto mengungkapkan bahwa apa yang ada di film ini adalah salah satu bentuk framing.
"Sebenarnya yang dilakukan oleh Film Ice Cold ini salah satu bentuk framing," ujar Wimar Herdanto kepada detikJatim, Kamis (12/10/2023).
Sineas yang sempat terlibat dalam beberapa proses pembuatan film itu menuturkan bahwa dalam film ini terdapat penggambaran tokoh antagonis baru, yakni sosok Ayah Mirna.
Tidak hanya melalui film tersebut, sekarang telah banyak kabar beredar melalui tiktok dan media masa lainnya. Bahwasannya Ayah Mirna lah yang menjadi pelaku utama dalam kematian anaknya dan bukan Jessica lah yang bersalah. Hal ini dibuktikan demgan ditemukannya botol sianida di rumah Ayah Mirna dan Ayah Mirna sekarang telah ditangkap oleh pihak yang berwajib.
Banyak netizen yang mengharapkan keadilan bagi Jessica. Karena tidak sedikit komentar positif dari publik untuk Jessica. Tapi tidak sedikit juga pertanyaan dari netizen tentang bagaimana hukuman yang telah dijalani oleh jesika? Apakah ada ganti rugi atas hukuman yang telah di jalani oleh Jesika? Semoga dengan terungkapnya kebenaran ini bisa menyelesaikan kasus kematian Mirna.