Mohon tunggu...
QayyumNaya
QayyumNaya Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Penulis

Hanya Penulis biasa yang suka menulis. Hobi membaca dan menulis. Dan biasa saja dalam menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terusiknya Kasih

9 Juli 2023   07:13 Diperbarui: 9 Juli 2023   07:20 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


    Wajah cantik dengan rambut yang terurai membuatnya semakin menarik untuk selalu dilihat. Amarah yang membakar dadaku seketika redah hanya dengan melihat pemandangan indah wajahnya.


    Kali ini, bukan aku yang begitu marahnya. Tapi dia, dia seketika berubah, wajahnya yang tadi bak kelopak bunga yang terkena embun, layu, marah, emosi, menyatu menyelimuti area-area komersial yang aku sendiri agak susah untuk memahaminya.


    Baru selesai marahnya akibat benturan hati yang diakibatkan masa laluku, kini Alin harus menerima kenyataan bahwa keberadaan nya dirumah ini, disoroti oleh kejahilan beberapa orang yang ada diluar.


    Melihat keadaan yang sebenarnya terjadi, Alin balik melihat kearahku dengan berkata, "jadi kamu hanya diam saja melihat dan mendengar kata vitamin yang menusuk telinga seperti itu ?."


    Aku tidak bisa marah jika berada didepannya. Aku terpaku dengan cara merendam ratusan bahkan ribuan jiwaku dalam hatinya. "Alin, bukan demikian, aku marah tapi aku menghargai ibuku yang ada diantara mereka. Jika aku kesana lalu membalas perkataan-perkataan mereka, aku sama saja dengan mereka dalam keadaan seperti apa diriku mencintaimu, yang kuinginkan hanya kesabaran walau sebenarnya, aku marah lebih membara dari yang kamu rasakan, Alin.''


    "Kata-katamu membosankan, Syarif. Aku marah !. Kukira semua orang yang melakukan perilaku yang bisa saja meneteskan air mataku, kamu akan menghapus air mata itu dengan sangat mudah. Menjadikan aku adalah wanita yang paling bisa kamu jaga dari berbagai sengatan semut liar diluar sana, sesuatu yang mengancam hubungan kita maka wajib bagimu melindungiku dengan berbagai sikap, kasih, cinta dan tenagamu. Kalau seperti ini, jangan berharap, kamu akan begadang dengan ku untuk melihat cahaya rembulan diatas sana.''


    Huff... "Habis deh kalau begini." Gumam sendiri sambil mencerna makna rembulan berbahaya tanpanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun