Mohon tunggu...
QayyumNaya
QayyumNaya Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Penulis

Hanya Penulis biasa yang suka menulis. Hobi membaca dan menulis. Dan biasa saja dalam menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kepingan Kenangan

3 Juli 2023   05:13 Diperbarui: 3 Juli 2023   05:46 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

    Mata ibuku bergantian melihat kearah Alin dan kearah ku sampai-sampai aku salah tingkah dengan kedua sudut pandang yang senantiasa memberi tahu ku bahwa aku memiliki kesalahan yang tidak bisa ditolerir oleh sucinya perhatian padaku.

    Karena tidak ingin melihat wajah suram menambah citarasa cuaca disiang ini, ibu dan ayah lalu masuk kedalam rumah dan membiarkan kami berdua diluar.

    kataku padanya, ''keganjilan wajah yang begitu cantik, jangan kamu buat seperti itu, Alin ?.''

    Belum ada respon yang positif darinya bahkan dia terkesan seakan tidak mendengar kan apa yang aku katakan padanya.

    "Aku tidak butuh perhatian mu." Jawabnya dengan nada yang agak panas.

    "Apa salahku !. Mengapa setelah keluar dari dalam kamar, kamu berubah seperti ini. Aku tidak ingin kamu seperti ini, berubah nama menjadi suatu perkara yang tidak aku pahami, membuat ku bingung seperti apa aku akan memanggilmu''_

    "Coba katakan padaku, katakan apa yang terjadi ?. Bisakan untuk tidak menyembunyikan sesuatu dariku ?. Kalau seperti ini, aku juga bingung, Alin."

    "Masihkah kamu tidak tahu apa yang terjadi ?. Apa yang aku tahu, kamu juga tahu tapi sudahlah !. Sebenarnya tidak perlu dibahas dan juga tidak usah merasa ada yang terjadi, cukup aku yang tahu. Ini bukan tentang siapa yang harus diperhatikan tapi tentang keterbukaan informasi yang seharusnya aku tahu sebelum hatiku, perasaan ku, bahkan segalanya kamu dapatkan dariku."

    Mendengar setiap ungkapan amarah itu, aku hanya bisa membalasnya dalam pikiran ku, ''aku paham sebenarnya, Alin. Namun aku berpikir sebisa mungkin seperti apa caranya mengatakan nya padamu. Aku menjaga hubungan, perasaan mu, cinta yang baru saja dimulai ini. Aku lupa kalau sebenarnya kamu tidak mau menerima kenyataan kalau aku selain memiliki pernah mencintai Lina juga pernah menikah dengan wanita yang lain.''

    "Mengapa kamu diam ?. Apakah begini caramu mencintaiku ?. Seharusnya jika kamu memang mencintai ku maka tidak perlulah ada rahasia-rahasia yang kamu sembunyikan dariku. Aku ini adalah awal baru yang semestinya kamu bahagiakan, Syarif."

    Tetap saja aku masih belum bisa mengambil kesimpulan untuk mengatasi amarah emosi yang bersarang di kepalanya Alin. Untung saja aku diselamatkan oleh ibuku yang langsung keluar dari dalam rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun