Gagah yang drop karena masalah serius membuatnya putus asa. Ini berkaitan dengan kondisi orang tuanya yang harus dioperasi karena penyakit yang tidak biasa. Karena tidak memiliki modal yang cukup, pinjam kesana kemari, tidak ada yang juga memberinya pinjaman hingga pada kesempatan sudah tidak ada jalan.
  Ayu tanpa sengaja mendengar keluhan Gagah lewat do'anya ditempat dimana agak tidak jauh darinya menjual. Mendengar itu, Ayu mendekati Mas Gagah dan menawarkan pinjaman untuknya.
  Darisanalah kisah mereka dimulai makanya saat Andini mengajukan harapan indah padanya, Gagah bingung mau menjawab seperti apa. Bukan karena dia tidak mau tapi beban moral yang mungkin tidak bisa ia balas pada istrinya. Namun disamping ini, dia juga tidak bisa berbohong kalau benih kesuburan yang telah ia tanam pada Andini, tidak akan lama akan subur seiring berjalannya waktu.
  "Mengapa kamu diam setelah mendengar harapan indah dariku, Mas Gagah ?." Tanya Andini dengan serius.
  "Haaa... Apa ?."
  Andini mengulang pertanyaan, "mengapa kamu diam ?."
  "Ah, tidak !. Aku cuma pengen waktu untuk menjawab nya."
  Andini yang sedang dalam keadaan seperti itu, bangkit dari tempatnya. Dia begitu sangat marahnya setelah semuanya selesai, dengan gampangnya Gagah mengatakan padanya untuk memikirkan nya dulu.
  Sebagai seorang wanita, Andini memiliki perasaan sakit yang sama dengan yang dirasakan Ayu. Sampai pada suatu ketentuan, Andini mencoba menenangkan pikiran nya dan berkata kepada Gagah bahwa dia rela menjadi orang kedua.
  Gagah yang merasa bersalah sebab telah mengacaukan dua kehidupan wanita hebat yang mencintainya. Dengan perasaan yang seharusnya tidak dia katakan, dia ungkapan pada Andini, "kalau harus seperti itu maka kita berdua harus menemui istriku untuk mengatakan kepada nya bahwa kita sudah sampai pada tahap dimana pernikahan tidak bisa lagi dihindari."
  Mereka berdua kemudian keluar dari dalam kecil, menata ruangan yang agak berantakan lalu menuju luar kantor. Ternyata, baru sampai dihalaman kantor, dilihatnya lah Ayu berdiri.