Seorang wanita yang terbilang sukses di bidang property sejak lima tahun lalu ternyata menjadi alasan utama hingga saat ini, ia masih hidup sendiri.
  Andini namanya, umurnya berkisar 27 tahun. Bisnis yang digeluti nya sekarang pada awalnya diperkenalkan oleh seorang laki-laki yang dalam sebuah seminar tentang "Perkembangan Dunia Property dan Tata Kelola bisnis Perumahan."
  Sejak saat itu, Andini mulai menyukai bidang property dengan banyak belajar tentang teori maupun ilmu praktek aktifitas pembangunan property.
  Ringkasnya, Andini sukses setelah benar-benar tekun menjalankan bisnis property tersebut. Namun, ada hal yang hilang dari dirinya yang ia sendiri rasakan sebagai suatu kebenaran yang hakiki.
  Hal yang hilang itu mulai terdeteksi ketika pada pagi hari, ia sedang jongging pagi. Dalam keadaan istirahat, matanya tidak sengaja melihat seorang wanita yang kira-kira umurnya sama dengan dia sedang menjajakkan jualannya dipinggir jalan.
  Wanita dengan pakaian serba rapih itu, dibalut oleh hijab mengulur sampai betis kakinya itu membuatnya bertanya-tanya, dia heran, bukan baru melihat penampilan wanita seperti itu, yang membuatnya bertanya-tanya adalah adanya seorang laki-laki disampingnya yang biasa saja.
  Tapi kebahagiaan mereka berdua sekaan tidak bisa dilukiskan dengan hanya menjadi seseorang yang sukses.
  Andini mulai mengoreksi dirinya, mulai berjalan memutari waktu yang telah ia lalui, mulai menelusuri proses belajar mengajar hidupnya yang sejak lama ini hanya fokus mencari harta dan harta hingga ia lupa untuk apa Tuhan menciptakannya didunia ini, hingga ia lupa bahwa kehidupan seorang wanita selalu ada sosok laki-laki perkasa yang rutin menemani kehidupannya.
  Dengan sikap yang seharusnya, Andini mendekati wanita tadi. Tujuannya adalah ingin membeli jualan bubur pisang yang nampak menggoda itu. Bukan itu maksud yang sesungguhnya melainkan suami dari laki-laki wanita itu sungguh menarik perhatian Andini.
  Pelan tapi pasti. Setelah begitu dekat, Andini menanyakan bubur pisang yang ingin dia beli, "Bu satu porsi tolong dikantongin ya." Katanya pada penjualnya.
  Bubur pisang itu pun dengan segera dimasukan kedalam kantongan plastik lalu diberikan kepada Andini yang sejatinya sedang berbicara dalam hatinya, "andai aku sudah bersuami."