"Oh. Ibumu masih muda juga. Belum terlalu tua dan terlihat amat begitu ramah."
  "Masuklah, nak !." Suruh ibuku pada kami. Lanjut ibuku, "siapa wanita yang bersamamu itu. Bukankah wanita yang amat kamu cintai sudah tiada. Lalu siapa wanita yang mirip dengan nya itu ?." Tanya ibuku memperjelas maksud nya.
  "Dia adalah wanita yang jauh, Bu. Kedatangan nya kesini pada awalnya hanya ingin melakukan sebuah penelitian tapi skema rangkaian tugas itu berada pada posisi kebaikan yang aku sendiri mendapatkan tempat untuk berteduh dalam hatinya."
  Sambil memegang pergelangan tangan ku, ibuku berkata, "maksudmu, nak ?. Tapi masuklah dulu kerumah, biarkan dulu dia istirahat, ganti bajunya, dan setelah itu baru kita cerita."
  Kamipun masuk kedalam rumah. Alin menuju kamar mandi untuk mencuci badanya sementara aku hanya tersenyum melihat nya amat bergairah dalam rumah ini.
  Setelah Alin selesai dan akupun selesai mengganti pakaianku, kemudian kami duduk dikursi panjang berhadapan dengan ibuku.
  "Dimana ayah ?." Tanyaku pada ibuku.
  "Ayahmu masih dikamar, nak. Coba ceritakan pada ibu siapa wanita itu.''
  Alin yang duduk disampingku tak henti-hentinya menggenggam tangan hingga mengundang perhatian ibuku.
  "Jadi gini Bu. Dia adalah Alin, seorang wanita yang datang dari jauh untuk sebuah tujuan yang tadi sempat aku bahasakan pada ibumu. Cuman ada hal yang aku lihat, yang menarik perhatian ku dan bahkan sebagian orang yang pernah bertemu dengannya bahwa dia mirip Lina. Aku juga begitu heran dan kaget saat pertama kali melihatnya. Waktu itu aku mengira bahwa dia adalah Lina karena sangat mustahil di dunia ini ada seseorang yang memiliki kemiripan yang tidak berbeda. Ternyata pandangan berbeda itu hanya ada pada mata manusia"_
  "Ditambah lagi bola matanya yang agak kebiruan, aku lebih yakin lagi Alin adalah Lina."