Mohon tunggu...
QayyumNaya
QayyumNaya Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Penulis

Hanya Penulis biasa yang suka menulis. Hobi membaca dan menulis. Dan biasa saja dalam menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dia di Balik Pintu

27 Juni 2023   17:53 Diperbarui: 28 Juni 2023   07:07 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


    "Janji !. Kamu janji-kan jika kualitas cintaku padamu akan aku tingkatkan maka kamu tidak akan membuka pintu kamarnya ?."


    Mendengar jawaban nya, langsung ada curhatan yang berlangsung dalam diriku ''sekarang aku yang salah bicara. Gimana bisa aku tidak membuka pintu kamarnya jika mereka yang ada diluar itu dari tadi berdiri disana, mendengar kan dengan seksama kejadian candaan romantis yang ada didalam kamar ini.''


    Lalu dengan sedikit rasa sayang kuberikan pada Alin setelah batin ini mengucapakan uneg-uneg sendirian, menyindir-nyindir keinginan yang sebenarnya aku tolak.


    ''Wah, nggak bisa ini.'' Kataku dalam hati.
    Alin seperti para normal saja, dia tahu apa yang aku pikirkan bahkan bahasa hatiku, dia juga tahu.


    "Tidak perlu menjadi sensitif seperti itu, Syarif. Kamu terlihat seperti tadi, bingung dan seakan ada unsur cinta yang kamu berikan padaku yang belum siap, kan ?."


    "Bukan ! Tidak seperti itu Alin. Aku hanya berpikir, tadi aku salah bicara padamu. Aku bilang kualitas cinta sementara diwaktu ini, mereka yang ada diluar sedang menunggu ku untuk dibukakan pintu. Kalau kualitas cinta itu ditingkatkan sekarang dalam kamar ini, wah nanti kita berdua bisa di gerogoti oleh mereka. Gimana kalau mereka tahu atau melihat kita berdua sedang bersua, bercakap, bercerita lebih asyik lagi dari sebelumnya. Bahkan ketika menyentuh bekas telapak tangan mu saja yang ada di bahu tanganku, aku sudah merasakan kenyamanan perilakuan cintamu padaku. Apalagi sampai harus meningkatkan kualitas cintamu padaku maka sudah pasti, kita berdua membutuhkan tambahan waktu yang lebih panjang, Alin."


    "Kan, kamu yang bilang !. Aku hanya ingin melihat seberapa kuatnya dirimu mengangkat sesuatu dari sudut pandang pertama yang kesekian kalinya dihadapanmu sedang berbicara ini."


    "Alin, gimana gitu rasanya ?."


    "Rasanya apa ?. Kue, maksudmu ?."


    "Bukan !. Ehm, nanti saja ya. Aku buka dulu pintu nya ya ?."


    "Kamu bisa membukanya tapi ada syaratnya, Syarif ?."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun