"Hmmm...! Tidak !. Dari tadi aku juga berbicara, menemanimu yang lagi duduk asyik mengobrol denganku, mengutarakan keistimewaan-keistimewaan yang menarikku dari alam halayan. Alin, kalau boleh aku jujur padamu, aku akan mengatakannya."
"Apa itu Syarif ?. Katakanlah supaya aku juga bisa mengetahuinya."
"Sesungguhnya, ketika aku melihat mu bahagia seperti ini, aku merasa berhasil meraih peringkat cinta darimu yang sebelumnya tidak pernah terlintas dipikiran ku kalau kamu bisa sebahagia ini."
"Ini berkatmu juga. Namun ada satu hal yang tidak bisa kamu lakukan untukku, Syarif. Walau mungkin bisa."
"Masih adakah yang belum kulakukan untuk membahagiakan mu hari ini ?."
"Banyak !. Saking banyaknya, kamu lupa kebahagiaan yang sederhana tapi nyaman jika aku rasakan."
"Katakan Alin, agar aku bisa melakukan nya untukmu."
"Janji !. Kamu akan melakukan nya untukku walau itu sulit bisa kamu lakukan, Syarif."
"Iya, aku akan berusaha asalkan itu tidak berat diangkat. Kalau berat, pasti aku butuh bantuan mu untuk melakukan nya untukmu.''
Bahkan aku tidak mengerti apa yang Alin inginkan. Tapi nggak apalah, asal dia bisa melupakan segala beban yang menimpanya, apapun itu akan aku lakukan untuk nya. Setiap orang pasti akan berkorban untuk kepentingan wanita yang dicintainya, aku pun harus demikian. Kan tidak ada yang salah jika masih dalam batasan yang bisa kulakukan.
"Coba lihat dulu punggung ku apakah ada sesuatu yang terluka, aku merasakan seperti ada yang tergores."