Mohon tunggu...
QayyumNaya
QayyumNaya Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Penulis

Hanya Penulis biasa yang suka menulis. Hobi membaca dan menulis. Dan biasa saja dalam menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Memperebutkan Wanita Yang Sama

21 Juni 2023   20:35 Diperbarui: 21 Juni 2023   21:00 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sudah selesai, Syarif bicaranya ?." Katanya padaku dengan nada yang agak lantang.

"Masih ada, cuman percuma aku bicara panjang lebar sebab tidak akan berpengaruh apa-apa bagimu. Kamu telah dibutakan dengan perasaan yang menurut, Alin akan menerima cintamu."

"Syarif, dengarkan aku baik-baik ya, sampai hari kiamat pun datang, perasaan ku tidak akan pernah berubah. Kamu kan tahu saat ini siapa yang beruntung, aku atau kamu ?. Tidak masalah jika Alin tidak mencintai ku tapi aku pastikan padamu bahwa dia harus menerima cintaku. Aku bahkan tidak perduli apakah aku yang lebih besar cintanya pada Alin atau kamu yang lebih besar cintanya padanya, setahuku, aku yang lebih beruntung sebab sudah mengambil bagian dari perasaan ku yang hidup untuknya."

"Kurang ajar !." Sontak saja aku mengeluarkan kata-kata yang seharusnya aku tidak terpancing dengan caranya berbicara.

"Apa ?." Balasnya padaku.

Hampir saja kami ribut hanya karena soal siapa yang akan dicintai Alin. Padahal aku tidak perlu seperti ini sebab Alin sendiri sudah mengatakan padaku bahwa akulah yang dia cintai.

Semua orang yang hadir di acara persiapan tahlilan, melihat kami yang jadi aneh begitu, masing-masing datang mendekati kami. Sebagian ada yang mengingatkan kami bahwa tidak boleh seperti ini dan sebagian juga ada yang menenangkan kami agar menjaga keadaan tetap stabil, normal tanpa ada masalah.

"Rai, hari ini kamu bisa berkata sekehendak mu tapi tidak akan lama, kamu akan melihat aku menikah dengan Alin. Saat itu tiba maka ucapkanlah suatu kata yang menurutmu paling menyakitkan aku dengar."

"Terserah !. Posisi kita sama, aku juga selalu berharap bisa menikahi Alin. Apapun resikonya akan aku ambil sebagai suatu proses mendapatkan cintaku."

Setiap telinga yang mendengar percakapan kami, mereka dalam keadaan bertanya-tanya apakah yang sedang terjadi sebenarnya.

Aku pergi meninggalkan Rai dan yang lain untuk menemui Alin yang menunggu ku didalam rumah. Mungkin saja Alin melihat kejadian barusan atau mungkin juga Alin akan tertawa jika tahu kalau dia menjadi wanita yang diperebutkan oleh laki-laki tidak berguna seperti kami ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun