Mohon tunggu...
Qatrunnada Rafifa
Qatrunnada Rafifa Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis yang masih belajar menulis

Saya seorang penulis amatir. Disini saya ingin belajar menjadi penulis yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Mengenang Kebringasan Letusan Gunung Purba Melalui Novel Hujan

19 April 2023   17:14 Diperbarui: 19 April 2023   17:16 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maryam yang merasa kegiatan sehari harinya terganggu akibat cuaca pun menyetujui keputusan masyarakat. Sedangan Lail hanya dapat diam karena mengetahui kebenaran, kebenaran yang mengerikan. Ia terus menjalani hidupnya dan percaya bahwa Esok adalah ilmuwan hebat yang pasti akan menyelesaikan masalah ini.

Masukan masyarakat di dengar oleh pemerintah. Pemerintah meluncurkan pesawat berisi gas yang dapat mengatasi musim salju. Tetapi hal tersebut berdampak buruk di kemudian hari. 

Suhu udara yang mulai membaik, menyebabkan organisasi relawan tidak terlalu di butuhkan. Hal tersebut menjadikan Lail dan Maryam bisa focus dengan kuliahnya. Lail akhir akhir ini  sering digoda Maryam karena ketahuan berduaan dengan Esok di acara penghargaan yang lalu.  

 

Dilain tempat, Esok sedang merakit kapal yang dapat menampung 10.000 orang. Kapal tersebut berfungsi untuk mengungsi manusia dari bahaya masa depan. Bahaya yang tidak terpikirkan sebelumnya.

Gas yang diluncurkan pemerintah merusak lapisan stratosfer di langit. Hal tersebut dapat dilihat pada satu tahun terakhir dimana awan tidak lagi ada. Hilangnya awan dan rusaknya stratosfer menyebabkan musim panas dengan suhu tinggi yang berlangsung 100 tahun. Suhu yang tinggi dapat memusnahkan manusia di kemudian hari.

Musim panas yang terjadi menjadikan organisasi relawan aktif kembali. Beberapa daerah mulai kekurangan pasokan pangan serta kekeringan. Lail dan Maryam bertugas merawat warga yang sakit. 

Upaya pemerintah mengatasi hal tersebut dengan membuat 4 kapal besar bermuatan 10.000 orang selama bumi mengalami cuaca ekstrim. Penumpang kapal dipilih melalui mesin undian. Di chapter ini di ketahui pula bahwa Esok adalah otak dari kapal ini dan ilmuwan terkenal dengan nama samaran Soke Bahtera. 

Soke Bahtera, ilmuwan tercerdas dengan segala kepiawaian nya. Selama ini Esok berbohong bahwa ia sedang kuliah pada Lail. Ia sudah menyelesaikan kuliahnya di tahun pertama. Karena kepintarannya ia menjadi ilmuwan yang berkecimpung dalam memecahkan masalah masalah yang sedang terjadi.

Esok mendapat 2 tiket untuk kapal penampung, 1 tiket karena perancang kapal, 1 lagi hasil dari mesin undian. Wali Kota yang tahu bahwa Esok mendapatkan 2 tiket terobsesi agar memiliki satu tiket dari Esok. Ia membujuk Lail, apabila gadis ini  mendapat 1 tiket dari Esok tolong ikhlaskan untuk tunggalnya wali kota. Lail dengan egonya tidak bisa menerima hal tersebut.

Tersisa satu hari sebelum keberangkatan kapal penampung, Lail pun frustasi. Esok tidak pernah menghubunginya dan ia juga tidak punya keberanian untuk menelfon Esok. Ia ingin mendengar kabar Esok, meski untuk terakhir kalinya.  Ia ingin bertanya kenapa Esok tidak memberitahunya bahwa Esok adalah ilmuwan hebat, bahwa Esok perancang kapal. Bahkan Esok memiliki 2 tiket penumpang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun