c.Setelah dipotong, beri double tipe di bagain sedotan yang di sisakan tadi.
Di sini saya membagi empat selotip agar double tipe tidak berserakan saat sedotan akan ditempel ke tusuk sate. Saya juga mengalami double tipe menempel pada gunting sehingga dauble tipe terbuang. Ini terjadi karena saya sendiri tidak hati hati saat akan memotong double tipe.Â
d.Kemudian tempelkan sedotan ke tusukan sate. Bagian atas bunga di tempel ke tusukan sate yang tumpul.
Dalam menempelkan sedotang, posisi tusukan sate miring atau diagonal, sehingga sedotan mudah diputar dan bentuknya menjadi lebih baik. Bagian atas bunga terletak di tusukan sate yang tumpul agar double tipe tidak terlepas dari sedotan dan juga memperindah bentuknya. Akan lebih baik jika pembaca yang berminat mencoba percobaan ini untuk menggunakan kawat sebagai batangnya agar bentuk bunganya lebih rapi dan ukuran batang menjadi kecil.
Alasan saya tidak menggunakan kawat adalah karena tusukan sate dirumah penulis sangat banyak, niat awal saya agar tusukan sate yang tersisa tidak menambah jumlah sampah di lingkungan rumah saya.
Langkah membuat daun dari sedotan :
e.Potong sedotan yang berbeda arah menjadi 2 bagian ( penulis memakai warna hijau). Lalu tipiskan sedotan untuk membentuk tulang daun.
Sebenarnya saya tidak selalu mengguting sedotan rata setengah sedotan. Karena menurut saya jika sama rata setengah, bunga tidak terlihat realistis dan juga kurang aestetik. Dan saya mencoba membuat tulang daun dengan menekan nekan sedotan berulang kali hinga tipis.
f.Bentuk daun dengan gunting, hingga sedotan melengkun.
Sebelum menggunakan gunting, saya menggunakan kunci, tetapi orang tua saya menyarankan menggunakan guntig agar bentuknya lebih rapi. Dalam pembuatan daun sedotan, saya dibantu oleh Kakak , karena untuk mempercepat penyelesaian percobaan. Selain itu, pada percobaan pertama saya dibantu ibu dalam membuat daun ini karena saya tidak biasa melakukannya dengan benar.
g.Kemudian salah satu ujung sedotan hijau digunting dengan bentuk huruf V.