Mohon tunggu...
Qanita Zulkarnain
Qanita Zulkarnain Mohon Tunggu... Lainnya - Magister Psikologi

Psychology Undergraduate and Psychometrics Graduate.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Seni Berbangga Diri: Mengapresiasi Diri Tanpa Arogan

23 Januari 2024   11:04 Diperbarui: 23 Januari 2024   21:14 1163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by krakenimages on Unsplash

3. Lakukan Self-Compassion:

Psikolog seperti Dr. Kristin Neff menekankan pentingnya self-compassion, atau welas asih terhadap diri sendiri. Singkatnya, hal ini dapat dilakukan dengan mengakui pencapaian kita dengan kebaikan dan pengertian dan tidak terlalu keras pada diri sendiri. Ini akan memungkinkan terciptanya rasa bangga yang tulus dan berkelanjutan. Rasa kasihan pada diri sendiri meningkatkan citra diri yang positif sekaligus mencegah efek negatif dari ego yang berlebihan.

4. Mindful dan Fokus pada Saat ini:

Praktik mindfulness, yang berakar pada prinsip psikologis, mendorong kehadiran saat ini tanpa menghakimi. Saat menghargai siapa diri kita, fokus pada momen saat ini dan mengenali kekuatan kita tanpa membandingkannya dengan orang lain dapat menumbuhkan kebanggaan sejati. Perhatian penuh mencegah distorsi realitas yang sering menyertai kesombongan berlebihan.

5. Amalkan Syukur:

Penelitian psikologis secara konsisten menyoroti dampak positif rasa syukur atau gratitude terhadap kesejahteraan. Memasukkan rasa syukur ke dalam proses penghargaan diri membantu menjaga kerendahan hati dengan mengakui kontribusi orang lain dan faktor eksternal yang berperan dalam pencapaian Anda. Syukur membuat kita tidak merendahkan diri sendiri, dan syukur juga membuat kita tidak merendahkan orang lain.

6. Adopsi Growth Mindset:

Konsep psikolog Carol Dweck tentang pola pikir berkembang mendorong kita untuk melihat tantangan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang. Dalam hidup ini, akan selalu ada gunung yang lebih tinggi untuk didaki, dan dalam perjalanannya akan ada rintangan juga. 

Merangkul kemungkinan gagal itu perlu, bukan untuk merendahkan diri tetapi untuk jadi motivasi untuk terus berusaha. Selain itu, kemungkinan bahwa kita akan terus belajar di kehidupan ini sebagai bagian dari perjalanan menumbuhkan rasa harga diri yang tangguh dan mencegah kebanggaan berlebihan yang terkait dengan pola pikir yang mandek.

Kesimpulan

Seni berbangga diri adalah perjalanan penemuan dan apresiasi diri. Dengan memasukkan prinsip-prinsip psikologis ini ke dalam pendekatan kita dalam menjalani kehidupan, kita dapat memupuk kebanggaan sejati, merayakan diri kita selayaknya dan sewajarnya.

Dalam upaya kita untuk mencapai seni berbangga diri, marilah kita ingat bahwa ini adalah tentang merayakan diri kita tanpa merendahkan siapa pun. Kanvas penghargaan diri sangatlah luas, dilukis dengan sentuhan kebaikan, pengertian, dan pelukan tulus akan siapa diri kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun