Mohon tunggu...
Qanita Zulkarnain
Qanita Zulkarnain Mohon Tunggu... Lainnya - Magister Psikologi

Psychology Undergraduate and Psychometrics Graduate.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

10 Kelebihan Closed-Ended Questions dalam Asesmen

22 September 2023   07:00 Diperbarui: 22 September 2023   07:07 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by katemangostar on Freepik

Dalam dunia survei, wawancara, dan pengumpulan data, pertanyaan memainkan peran mendasar dalam mengumpulkan informasi. Salah satu jenis pertanyaan umum yang sering menjadi pusat perhatian adalah pertanyaan tertutup atau closed-ended questions. Meskipun ini mungkin bukan solusi sempurna untuk setiap situasi, closed-ended questions menawarkan beberapa keuntungan berbeda yang menjadikannya alat yang berharga bagi para peneliti, lembaga jajak pendapat, perancang survei, bahkan pendidik dan praktisi psikologi.

Dalam bidang pendidikan dan psikologi, pertanyaan adalah katalisator untuk pemahaman, pembelajaran, dan penemuan. Bidang-bidang ini sangat bergantung pada komunikasi yang efektif untuk mengumpulkan wawasan, menilai pengetahuan, dan mengeksplorasi kedalaman pikiran manusia. Komponen penting dari dialog ini adalah penggunaan closed-ended questions—sebuah alat ampuh yang memainkan peran penting dalam membentuk pemahaman kita tentang kemajuan pendidikan dan proses psikologis. Dalam artikel ini, kita akan membahas kelebihan beragam closed-ended questions dalam konteks pendidikan dan psikologi.

Sebelumnya, apa itu closed-ended questions?

Closed-ended questions atau pertanyaan tertutup dicirikan oleh sifatnya yang terstruktur, memberikan responden pilihan jawaban yang telah ditentukan sebelumnya. Berbeda dengan pertanyaan terbuka atau open-ended questions yang mendorong jawaban berbentuk bebas, closed-ended questions mengarahkan responden untuk memilih dari serangkaian pilihan yang terbatas. Format ini membawa beberapa keuntungan bila diterapkan secara bijaksana dalam konteks pendidikan dan psikologis.

Contoh sederhananya, closed-ended questions adalah pertanyaan dengan ketersediaan pilihan jawaban yang terbatas seperti soal pilihan ganda (multiple choice), soal Ya atau Tidak (yes or no), atau item Likert (sangat setuju/setuju/netral/tidak setuju/sangat tidak setuju dan sejenisnya).

Seperti yang sudah kita ketahui, closed-ended questions sangat amat populer dalam asesmen, utamanya dalam pendidikan dan psikologi.

(Saya menyoroti bidang pendidikan dan psikologi karena psikometri berkaitan erat dengan kedua bidang tersebut, baca artikel saya mengenai psikometri di dunia pendidikan di sini).

Asesmen sendiri merupakan inti dari pendidikan, psikologi, dan banyak bidang lainnya yang mengutamakan pemahaman, pengetahuan, dan kemajuan. Pertanyaan yang diajukan memainkan peran penting dalam proses ini, berfungsi sebagai pintu gerbang menuju wawasan, pengukuran, dan evaluasi. Di antara pertanyaan-pertanyaan tersebut, closed-ended questions menonjol sebagai alat ampuh yang menawarkan pendekatan terstruktur dalam penilaian. Meskipun pertanyaan-pertanyaan tersebut mungkin tidak sempurna, closed-ended questions memberikan tingkat efisiensi, objektivitas, dan kemampuan untuk diukur sehingga membuat pertanyaan-pertanyaan tersebut sangat diperlukan dalam banyak konteks.

Asesmen, dalam berbagai bentuknya, adalah mekanisme yang melaluinya kita mengukur pemahaman, mengevaluasi kinerja, dan mengukur kemajuan. Ini mencakup beragam dunia pendidikan, psikologi, perawatan kesehatan, dan seterusnya. Pada intinya, asesmen mempunyai dua fungsi penting, yaitu:

  • Pengukuran: Penilaian memberikan cara standar untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, kemampuan, sikap, dan banyak lagi. Baik kita mengevaluasi kecakapan akademis siswa, mendiagnosis kondisi psikologis, atau menilai kandidat pekerjaan, pengukuran adalah kunci utama penilaian.
  • Wawasan: Penilaian menghasilkan wawasan dengan memperoleh respons, perilaku, atau hasil. Wawasan ini mendorong pengambilan keputusan, memberikan masukan bagi intervensi, dan memandu perbaikan. Mereka membantu pendidik menyesuaikan pengajaran, psikolog memberikan terapi, dan pemberi kerja membuat pilihan perekrutan.

Lalu, apa saja kelebihan closed-ended questions yang menjadikannya sangat populer dalam asesmen?

10 Kelebihan Closed-ended Questions

Closed-ended questions menawarkan beberapa keuntungan dalam berbagai konteks, termasuk survei, wawancara, penelitian, dan pengumpulan data.

Berikut adalah rangkuman 10 kelebihan closed-ended questions:

1. Efisiensi

Closed-ended questions dapat dijawab dengan cepat dan mudah. Responden dapat memilih dari pilihan jawaban yang telah ditentukan atau memberikan jawaban sederhana seperti "ya" atau "tidak". Efisiensi ini sangat berguna ketika melakukan survei atau penelitian berskala besar, karena menghemat waktu baik bagi responden maupun peneliti. Oleh karena itu, tes berskala besar seperti Asesmen Nasional yang bertujuan mengukur keberhasilan sistem pembelajaran atau kurikulum tentu saja menggunakan closed-ended questions. 

2. Standardisasi

Closed-ended questions memastikan bahwa semua responden menerima serangkaian pilihan jawaban yang sama. Standarisasi ini meminimalkan variabilitas dalam cara menjawab pertanyaan dan memudahkan untuk membandingkan dan menganalisis tanggapan secara konsisten antar individu atau kelompok yang berbeda. Misal, ada 100 siswa atau peserta tes, dengan soal pilihan ganda, per soal hanya ada 4 variasi kemungkinan jawaban dari pilihan yang tersedia, sementara dengan soal uraian atau open-ended questions bisa jadi ada 100 variasi kemungkinan jawaban. Tentu lebih mudah melakukan standardidasi dengan pertanyaan yang memiliki variasi jawaban lebih sedikit.

3. Kuantifikasi

Respons terhadap closed-ended questions biasanya mudah diukur dan dikategorikan. Hal ini memungkinkan untuk mengubah data survei menjadi nilai numerik, memfasilitasi analisis statistik dan pembuatan ringkasan statistik. Misal, dengan 4 variasi kemungkinan jawaban, proses koding atau numerisasi akan lebih mudah dibandingkan dengan open-ended questions yang sulit dikuantifikasi. Pada open-ended questions, rater akan memberi skor di setiap jawaban individu, lalu jawaban individu dianalisis, dan bersamaan dengan itu rater juga harus dianalisis.

4. Mengurangi Ambiguitas

Closed-ended questions memberikan lebih sedikit ruang untuk interpretasi atau ambiguitas dalam jawaban. Karena responden memilih dari pilihan yang telah ditentukan, potensi kesalahpahaman atau salah tafsir dapat diminimalkan.

5. Kemudahan Analisis Data

Sifat terstruktur dari closed-ended questions menyederhanakan analisis data. Peneliti dapat menggunakan program perangkat lunak untuk memproses dan menganalisis data yang dikumpulkan dengan cepat, sehingga lebih mudah untuk mengidentifikasi tren, pola, dan korelasi. Parameter yang digunakan dalam analisis statistik juga tidak akan serumit analisis jawaban dari open-ended questions jika jumlah siswa atau peserta tes atau sampel relatif besar.

6. Kemudahan dalam Komparasi

Closed-ended questions memungkinkan perbandingan langsung antara kelompok atau segmen responden yang berbeda. Peneliti dapat dengan mudah menentukan bagaimana tanggapan bervariasi berdasarkan karakteristik demografi atau faktor kepentingan lainnya. Hal ini disebabkan karena closed-ended questions dapat dikuantifikasi dengan mudah (Poin 3), sehingga komparasi dapat dilakukan secara empiris dan objektif.

7. Beban Responden yang Lebih Rendah

Responden sering kali menganggap closed-ended questions tidak terlalu membebani mental dibandingkan open-ended questions yang memerlukan tanggapan tertulis atau verbal yang lebih ekstensif. Hal ini dapat menghasilkan kualitas respons yang lebih baik karena dapat mengurangi risiko kelelahan ketika mengerjakan soal.

8. Instrumen Standar

Banyak instrumen seperti tes dan survei yang sudah ada, seperti soal ujian, survei kepuasan pelanggan atau alat penilaian psikologis, menggunakan closed-ended questions sebagai bagian dari format standarnya. Konsistensi ini memungkinkan dilakukannya tolok ukur dan perbandingan antar tes dan populasi yang berbeda.

9. Kemudahan Pelaporan

Closed-ended questions dapat menghasilkan laporan yang jelas dan ringkas karena data yang dikumpulkan dapat disajikan secara terstruktur dan terorganisir. Balik lagi, karena close-ended questions relatif lebih mudah untuk dikuantifikasi.

10. Pengukuran Objektif

Sifat closed-ended questions yang terstruktur mengurangi potensi bias atau subjektivitas pewawancara dalam pengumpulan data atau subjektifitas guru dalam menilai jawaban siswa. Respons biasanya objektif dan kurang dipengaruhi oleh penafsiran pribadi salah satu atau kedua belah pihak (yang dites dan yang menilai).

Kelemahan Closed-ended Questions

Meskipun closed-ended questions menawarkan kelebihan luar biasa, pertanyaan tersebut bukannya tanpa keterbatasan. Close-ended questions bukanlah tipe pertanyaan yang sempurna. Berikut adalah beberapa kelemahannya:

  • Kurang Mengena: Closed-ended questions mungkin gagal menangkap wawasan yang bernuansa atau yang kualitatif, seperti perspektif individu, emosi, atau kedalaman pemahaman.
  • Kreativitas Terbatas: Hal ini membatasi kemampuan responden untuk mengekspresikan kreativitas atau memberikan tanggapan yang rumit, sehingga berpotensi menghambat pemikiran inovatif.
  • Mengabaikan Respons yang Tak Terduga: Opsi respons yang telah ditentukan sebelumnya mungkin melewatkan jawaban yang tidak diharapkan atau tidak diantisipasi yang mungkin berharga. 

Jadi, meskipun closed-ended questions menawarkan banyak kelebihan, penting untuk menyadari bahwa pertanyaan tersebut mungkin tidak menangkap keseluruhan tanggapan atau informasi yang berbeda. Dalam situasi yang memerlukan wawasan kualitatif yang mendalam, open-ended questions atau kombinasi closed-ended dan open-ended questions mungkin lebih tepat. Pilihan jenis pertanyaan harus selaras dengan tujuan penelitian spesifik dan jenis data yang dibutuhkan.

Open-ended questions mendorong refleksi yang lebih dalam, pemikiran kritis, dan ekspresi pengalaman atau perspektif pribadi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut memberikan wawasan kualitatif yang mungkin tidak dapat ditangkap oleh closed-ended questions.

Di kedua bidang tersebut, pendekatan yang ideal sering kali melibatkan kombinasi closed-ended questions dan terbuka. Hal ini memastikan pemahaman yang komprehensif tentang pokok bahasan sekaligus memungkinkan pengumpulan dan analisis data yang efisien. Pilihan antara closed-ended dan open-ended questions harus selaras dengan tujuan penelitian, jenis data yang diperlukan, dan konteks spesifik di mana pertanyaan tersebut digunakan.

Penutup

Closed-ended questions, dengan format terstruktur dan pilihan respons yang telah ditentukan sebelumnya, merupakan tools yang sangat berharga dalam pendidikan dan psikologi. 

Closed-ended questions meningkatkan efisiensi, objektivitas, dan kuantifikasi dalam penilaian, penelitian, dan praktik.

Namun, penting untuk menyadari bahwa closed-ended questions tidaklah sempurna, dan kita tetap membutuhkan open-ended questions yang menawarkan banyak sumber wawasan kualitatif. Misalnya, dalam sesi terapi, psikolog butuh jawaban yang lebih banyak dan komprehensif sebelum penegakan diagnosis dan menentukan perawatan untuk penanganan klien. Atau, dalam pendidikan, pendidik butuh open-ended questions untuk mengetahui detail permasalahan pembelajaran seorang siswa, dan sebagainya.

Dengan menerima kedua jenis pertanyaan tersebut, pendidik dan psikolog dapat membuka pemahaman yang lebih dalam dan holistik tentang dunia pembelajaran dan perilaku manusia yang rumit, sehingga mendorong kemajuan dan inovasi di bidangnya masing-masing.

Sebagai seseorang dengan latar belakang pendidikan psikometri, secara umum saya akan lebih merekomendasikan closed-ended questions karena mudah dikuantifikasi dan relatif lebih murah (tidak butuh banyak orang seperti rater dan judge, tidak memakan banyak waktu karena responden atau siswa tinggal memilih jawaban tersedia, dan parameter yang lebih sedikit dalam analisis statistik sehingga dapat menggunakan berbagai teknik yang lebih canggih dan up to date). Utamanya, untuk tujuan asesmen dengan skala yang tidak kecil karena jumlah pesertanya pasti banyak. Meskipun demikian, saya juga menyadari bahwa closed-ended questions tidak diciptakan untuk semua situasi kondisi. Ketika situasinya lebih kondusif sepeti 1-on-1 atau ketika kita butuh respons yang lebih mendalam dan kita memiliki sumber daya yang cukup, tentu saja lebih baik kita menggunakan open-ended questions. Pada situasi yang lebih memungkinkan lagi, bisa saja tipe pertanyaan terbaik justru kombinasi keduanya.

Kuncinya adalah tahu kapan harus menggunakan yang mana dengan menyesuaikan sumber daya yang tersedia, waktu yang dapat digunakan, dan tujuan suatu pertanyaan harus diajukan. (oni)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun