Meskipun closed-ended questions menawarkan kelebihan luar biasa, pertanyaan tersebut bukannya tanpa keterbatasan. Close-ended questions bukanlah tipe pertanyaan yang sempurna. Berikut adalah beberapa kelemahannya:
- Kurang Mengena: Closed-ended questions mungkin gagal menangkap wawasan yang bernuansa atau yang kualitatif, seperti perspektif individu, emosi, atau kedalaman pemahaman.
- Kreativitas Terbatas: Hal ini membatasi kemampuan responden untuk mengekspresikan kreativitas atau memberikan tanggapan yang rumit, sehingga berpotensi menghambat pemikiran inovatif.
- Mengabaikan Respons yang Tak Terduga: Opsi respons yang telah ditentukan sebelumnya mungkin melewatkan jawaban yang tidak diharapkan atau tidak diantisipasi yang mungkin berharga.Â
Jadi, meskipun closed-ended questions menawarkan banyak kelebihan, penting untuk menyadari bahwa pertanyaan tersebut mungkin tidak menangkap keseluruhan tanggapan atau informasi yang berbeda. Dalam situasi yang memerlukan wawasan kualitatif yang mendalam, open-ended questions atau kombinasi closed-ended dan open-ended questions mungkin lebih tepat. Pilihan jenis pertanyaan harus selaras dengan tujuan penelitian spesifik dan jenis data yang dibutuhkan.
Open-ended questions mendorong refleksi yang lebih dalam, pemikiran kritis, dan ekspresi pengalaman atau perspektif pribadi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut memberikan wawasan kualitatif yang mungkin tidak dapat ditangkap oleh closed-ended questions.
Di kedua bidang tersebut, pendekatan yang ideal sering kali melibatkan kombinasi closed-ended questions dan terbuka. Hal ini memastikan pemahaman yang komprehensif tentang pokok bahasan sekaligus memungkinkan pengumpulan dan analisis data yang efisien. Pilihan antara closed-ended dan open-ended questions harus selaras dengan tujuan penelitian, jenis data yang diperlukan, dan konteks spesifik di mana pertanyaan tersebut digunakan.
Penutup
Closed-ended questions, dengan format terstruktur dan pilihan respons yang telah ditentukan sebelumnya, merupakan tools yang sangat berharga dalam pendidikan dan psikologi.Â
Closed-ended questions meningkatkan efisiensi, objektivitas, dan kuantifikasi dalam penilaian, penelitian, dan praktik.
Namun, penting untuk menyadari bahwa closed-ended questions tidaklah sempurna, dan kita tetap membutuhkan open-ended questions yang menawarkan banyak sumber wawasan kualitatif. Misalnya, dalam sesi terapi, psikolog butuh jawaban yang lebih banyak dan komprehensif sebelum penegakan diagnosis dan menentukan perawatan untuk penanganan klien. Atau, dalam pendidikan, pendidik butuh open-ended questions untuk mengetahui detail permasalahan pembelajaran seorang siswa, dan sebagainya.
Dengan menerima kedua jenis pertanyaan tersebut, pendidik dan psikolog dapat membuka pemahaman yang lebih dalam dan holistik tentang dunia pembelajaran dan perilaku manusia yang rumit, sehingga mendorong kemajuan dan inovasi di bidangnya masing-masing.
Sebagai seseorang dengan latar belakang pendidikan psikometri, secara umum saya akan lebih merekomendasikan closed-ended questions karena mudah dikuantifikasi dan relatif lebih murah (tidak butuh banyak orang seperti rater dan judge, tidak memakan banyak waktu karena responden atau siswa tinggal memilih jawaban tersedia, dan parameter yang lebih sedikit dalam analisis statistik sehingga dapat menggunakan berbagai teknik yang lebih canggih dan up to date). Utamanya, untuk tujuan asesmen dengan skala yang tidak kecil karena jumlah pesertanya pasti banyak. Meskipun demikian, saya juga menyadari bahwa closed-ended questions tidak diciptakan untuk semua situasi kondisi. Ketika situasinya lebih kondusif sepeti 1-on-1 atau ketika kita butuh respons yang lebih mendalam dan kita memiliki sumber daya yang cukup, tentu saja lebih baik kita menggunakan open-ended questions. Pada situasi yang lebih memungkinkan lagi, bisa saja tipe pertanyaan terbaik justru kombinasi keduanya.
Kuncinya adalah tahu kapan harus menggunakan yang mana dengan menyesuaikan sumber daya yang tersedia, waktu yang dapat digunakan, dan tujuan suatu pertanyaan harus diajukan. (oni)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H