Di dunia sekarang ini, istilah "kesehatan mental" merupakan sesuatu yang populer. Kita menyebut "kesehatan mental" dan berbagai istilah yang berkaitan dengan kesehatan mental dalam obrolan kita sehari-hari, di media sosial, di tempat kerja, dan di mana saja.
Meskipun peningkatan fokus pada kesehatan mental tidak diragukan lagi merupakan perkembangan positif, hal ini telah membawa tren yang memprihatinkan: penggunaan terminologi kesehatan mental yang ceroboh dan sering kali tidak dipikirkan dengan matang.
Penyalahgunaan ini menyebabkan beberapa orang percaya bahwa kesehatan mental overrated karena orang sering menggunakan istilah-istilah ini tanpa benar-benar memahami implikasinya.
Sebelum kita mendalami penyalahgunaan terminologi kesehatan mental, penting untuk mengetahui kemajuan yang telah dicapai dalam beberapa tahun terakhir dalam psikologi populer.
Kesadaran akan kesehatan mental telah meningkat secara signifikan, dan hal ini tidak diragukan lagi merupakan perkembangan yang positif.
Hal ini menandakan adanya pergeseran ke arah masyarakat yang lebih berempati dan memahami dimana membahas kesehatan mental tidak hanya dapat diterima namun juga dianjurkan.
Namun, kesadaran yang meluas ini harus dibayar mahal, yaitu kecenderungan yang meresahkan bagi masyarakat untuk menggunakan istilah kesehatan mental tanpa sepenuhnya memahami maknanya.
Penyalahgunaan terminologi kesehatan mental tersebar luas, dan sering kali tidak disadari atau diabaikan. Berikut beberapa contoh umum:
#1 "Gue OCD banget jadi meja gue harus selalu rapi."
Misuse: Menggambarkan kecenderungan untuk rapi dan teliti dalam menyusun/menyimpan barang sebagai OCD.