Jadi, saya pribadi, untuk merujuk pada kecerdasan secara umum, lebih nyaman menggunakan istilah intelligence ketimbang IQ, kecuali yang dibicarakan adalah nilai/skor kecerdasan tersebut. Tapi, ini preferensi saya pribadi.
Secara umum dan universal, alternatif dari intelligence quotient adalah cognitive ability atau intelligence saja. Dalam bahasa Indonesia, yang banyak kita gunakan adalah "kecerdasan intelektual" untuk merujuk pada intelligence quotient, yang akhirnya kalau dilihat polanya sebagai berikut:
Intelligence Quotient: Kecerdasan Intelektual
Emotional Quotient: Kecerdasan Emosional
Spiritual Quotient: Kecerdasan Spiritual
dst.
Jadi, tidak heran kalau quotient dianggap artinya adalah kecerdasan.
Padahal, pada intelligence quotient, yang merujuk pada kecerdasan adalah si intelligence dan bukan si quotient.
Akan tetapi, pada akhirnya, kita berbahasa dengan efektif ketika maksud kita dipahami. Sesimpel itu.
Artikel ini ditulis untuk menambah wawasan atau mengingatkan kembali mengenai sejarah kecerdasan, dan penyebab penggunaan quotient untuk merujuk pada kecerdasan.
Masih dalam lingkup bahasan mengenai kecerdasan, memang ada banyak miskonsepsi seputar kecerdasan. Berikut adalah beberapa artikel saya yang berkaitan:
Benarkah Kecerdasan Diturunkan oleh Ibu?