Masalahnya, di kepala overthinkers, hal yang terdengar mudah pun bisa menjadi rumit.
Overthinkers sering kali percaya bahwa mereka membutuhkan lebih banyak informasi atau rencana sebelum mereka dapat mengambil tindakan. Overthinkers menunggu saat yang tepat, kondisi yang sempurna, atau kesempatan yang sempurna.Â
Padahal, sebenarnya jarang ada waktu yang tepat untuk apa pun.Â
Lalu apa yang menghambat?
Rasa takut? Takut akan apa? Kegagalan? Mempermalukan diri sendiri? Mengecewakan orang lain? Terbukti salah? Terbukti tidak mampu memenuhi standar yang kita/orang lain buat?
Ada satu perkataan yang saya kira tepat untuk orang-orang yang rasa takutnya mengalahkan dirinya sendiri: The fear may not go away, you may as well doing it scared.Â
Rasa takut yang kita alami mungkin akan selalu menghantui kita, jadi apapun yang mau dilakukan, ya lakukan saja sambil takut.
"Kita tidak jadi berani karena kita tidak takut. Kita disebut berani karena kita melampaui ketakutan kita."
- Katanya orang-orang.
Atau, mungkin bukan rasa takut yang dominan, tetapi keinginan untuk sempurna. Kenapa harus sempurna? Karena citra diri kita tanpa cela? Karena kita tidak akan diterima jika memiliki kekurangan? Karena diri kita yang kita kenal hanyalah diri kita yang sempurna sehingga ketika gagal kita tidak lagi mengenal siapa kita?
Apapun itu, rasa takut, keinginan untuk sempurna, dan apapun itu yang mempersulit hidup kita karena menghambat kita untuk melangkah maju; ingatlah: ada yang bisa kita kendalikan dan ada yang tidak bisa kita kendalikan.