Bahaya yang saya rasa paling rawan sudah saya sebut, yaitu faking answers. Beberapa individu yang  merasakan tekanan untuk melakukan tes dengan baik dan mungkin mencoba memanipulasi jawaban mereka untuk mendapatkan skor yang lebih baik. Namun, hal ini dapat menyebabkan hasil yang tidak akurat dan dapat membahayakan keputusan/penanganan yang dilakukan berdasarkan hasil dan merusak validitas dan reliabilitas tes.Â
Berikut adalah beberapa potensi bahaya lainnya:
- Overconfident: Berlatih terlalu banyak dapat menyebabkan terlalu percaya diri dalam kemampuan mengerjakan ujian seseorang. Hal ini dapat menyebabkan individu menjadi berpuas diri dan tidak mengikuti tes dengan serius sebagaimana mestinya, yang menyebabkan skor yang lebih rendah.
- Kecemasan dan stres: Berlatih terlalu banyak juga dapat menyebabkan kecemasan dan stres, yang dapat berdampak negatif pada kinerja ujian. Individu mungkin menjadi terlalu fokus pada ujian dan mungkin mengalami kecemasan ujian, yang dapat menyebabkan kinerja yang buruk.
- Bias: Berlatih juga dapat memperkenalkan bias ke dalam proses pengujian. Individu mungkin menjadi terlalu akrab dengan format tes dan jenis pertanyaan, yang dapat membiaskan tanggapan mereka dan mengkompromikan validitas tes.
- Kemungkinan terhafal: Berlatih terlalu banyak dapat menyebabkan menghafal pertanyaan dan jawaban tes. Hal ini dapat membahayakan validitas tes dan menyebabkan hasil yang tidak akurat.
Cara latihan tes psikologi yang diperbolehkan
Berlatih tes psikologi dapat menjadi cara yang membantu untuk mengenal jenis pertanyaan dan format tes, tetapi penting untuk melakukannya dengan cara yang benar untuk memastikan hasil yang akurat. Berikut beberapa catatan cara berlatih menjawab tes psikologi yang diperbolehkan:
- Gunakan materi latihan resmi: Cari sampel (bukan tes asli) atau tes latihan yang dibuat oleh pengembang tes atau penerbit resmi. Tes latihan ini lebih cenderung menyediakan format dan struktur yang mirip dengan tes yang sebenarnya.
- Jangan menghafal jawaban: Mencoba menghafal jawaban bukanlah cara latihan yang efektif. Alih-alih, fokuslah untuk membiasakan diri dengan jenis pertanyaan dan format tes.
- Atur waktu sendiri: Tes psikologi sering diatur waktunya, jadi penting untuk berlatih menjawab pertanyaan dalam kerangka waktu yang ditentukan. Ini dapat membantu meningkatkan strategi menjawab ketika tes dan mengurangi kecemasan.
- Jawab dengan jujur: Saat mengikuti tes yang sebenarnya, sangat penting untuk menjawab dengan jujur dan mengikuti instruksi dengan hati-hati. Berlatih menjawab dengan jujur selama tes latihan dapat membantu memastikan hasil yang akurat.
- Cari umpan balik dari profesional yang berkualifikasi: Bekerja sama dengan terapis atau psikolog yang dapat melakukan tes serupa dan memberikan umpan balik tentang strategi mengerjakan tes dapat membantu untuk menjadi lebih nyaman dan percaya diri dalam mengikuti tes yang sebenarnya.
- Jangan menyontek atau memanipulasi hasil: Mencoba menyontek atau memanipulasi hasil dapat menyebabkan hasil yang tidak akurat dan melemahkan validitas dan reliabilitas tes. Jawab dengan jujur dan ikuti instruksi dengan hati-hati saat mengikuti tes yang sebenarnya.
Secara umum, tes psikologi dapat dibagi menjadi tes kognitif dan tes non-kognitif. Tes kognitif menilai berbagai aspek fungsi kognitif, seperti memori, perhatian, pemecahan masalah, dan kemampuan penalaran. Tes ini sering digunakan untuk mendiagnosis gangguan kognitif, mengidentifikasi ketidakmampuan belajar, dan menilai kemampuan intelektual seseorang. Tes non-kognitif, di sisi lain, mengukur konstruksi psikologis seperti sifat kepribadian, nilai, minat, dan motivasi.Â
Contoh tes kognitif adalah tes IQ dan contoh tes non-kognitif adalah tes kepribadian.
Atau, contoh yang mungkin dekat dengan kita adalah tes kognitif misalnya Tes Potensi Akademik (TPA) dan tes non-kognitif misalnya Tes Big Five.
Saat berlatih tes kognitif, penting untuk fokus pada pengenalan jenis pertanyaan dan format tes, tetapi tidak menghafal jawaban. Tes kognitif dirancang untuk menjadi ukuran yang andal dan valid dari konstruksi kognitif tertentu, dan menghafal jawaban dapat membahayakan keakuratan hasil tes. Oleh karena itu, sangat penting untuk mendekati praktik dengan cara yang tidak mengganggu validitas hasil tes.
Saat berlatih tes non-kognitif, seperti tes kepribadian, penting untuk menjawab dengan jujur. Tes ini dirancang untuk mengukur konstruksi psikologis tertentu, dan upaya untuk memanipulasi hasil dapat menyebabkan hasil yang tidak akurat dan merusak validitas dan reliabilitas tes. Oleh karena itu, berlatih sebelum ikut tes non-kognitif harus dilakukan dengan fokus pada menjawab dengan jujur dan membiasakan diri dengan jenis pertanyaan dan format tes.
Apa kelebihan dari latihan sebelum tes?Â
Latihan psikotes dapat memberikan beberapa manfaat bagi individu, antara lain:
- Peningkatan Performa Tes: Latihan tes psikologi dapat meningkatkan kinerja tes individu dengan mengurangi kecemasan, lebih familiar dengan format tes, dan meningkatkan strategi dalam menjawab tes. Hal ini dapat menyebabkan nilai ujian yang lebih tinggi, yang dapat menjadi penting untuk kesempatan kerja atau pendidikan.
- Kesadaran Diri yang Lebih Besar: Berlatih tes psikologi dapat membantu individu menjadi lebih sadar akan kekuatan dan kelemahan mereka di area tes tertentu. Ini dapat membantu individu mengidentifikasi area di mana mereka perlu meningkatkan dan memfokuskan upaya persiapan mereka dengan lebih efisien.
- Pengurangan Kecemasan Saat Tes: Tes psikologi bisa membuat stres bagi beberapa individu, yang menyebabkan kecemasan tes. Berlatih tes psikologi dapat membantu individu mengurangi kecemasan tes dengan meningkatkan keakraban dengan format tes dan mengurangi rasa takut akan hal yang tidak diketahui.
- Persiapan untuk Kesempatan Kerja dan Pendidikan: Berlatih tes psikologi dapat mempersiapkan individu untuk kesempatan kerja dan pendidikan yang membutuhkan penilaian psikologis. Ini dapat meningkatkan peluang sukses mereka dan memberi mereka keunggulan kompetitif dibandingkan kandidat lainnya.
Dari perspektif penelitian dan psikometri, latihan atau uji coba tes psikologi dapat memberikan informasi mengenai reliabilitas dan validitas tes. Peneliti dapat menggunakan data praktis untuk mempelajari properti psikometri tes, seperti reliabilitas tes dan validitas konstruk. Selain itu, peneliti dapat menggunakan data praktis untuk mengidentifikasi sumber kesalahan pengukuran dan meningkatkan kualitas tes.
Meskipun demikian, harap dilakukan dengan benar, atau jika tidak yakin maka lebih baik jangan dilakukan sama sekali.