Perlu diingat, move on adalah proses pribadi yang membutuhkan waktu dan usaha. Prosesnya bisa jadi berbeda bagi masing-masing kita. Yang pasti, karena prosesnya bisa jadi tidak mudah, kita perlu banyak bersabar dalam proses move on.Â
Memaafkan dan Melupakan: Tidak Selalu Harus
Move on sering dikaitkan dengan proses memaafkan dan melupakan. Hal ini dikarenakan memaafkan dan melepaskan emosi negatif bisa menjadi langkah penting dalam proses move on. Saat kita menahan amarah, kebencian, atau emosi negatif lainnya yang terkait dengan pengalaman masa lalu, hal itu dapat menghalangi kita untuk menerima sepenuhnya masa kini dan bergerak menuju masa depan yang positif. Pemaafan dipercaya dapat membantu melepaskan emosi negatif ini dan menciptakan ruang untuk penyembuhan dan pertumbuhan.
Penting untuk diperhatikan bahwa memaafkan bukanlah proses yang mudah, dan tidak selalu realistis untuk dilakukan. Pemaafan membutuhkan keinginan yang tulus untuk melepaskan kemarahan, kebencian, dan kepahitan terhadap seseorang yang telah menyakiti kita. Ini juga termasuk mengakui hal-hal buruk yang menimpa kita, dan menemukan cara untuk move on tanpa membalas dendam. Namun, pemaafan tidak selalu dapat dilakukan, terutama dalam situasi di mana rasa sakitnya terlalu dalam atau ketika pelaku tidak bertobat.
Demikian pula, melupakan juga bisa menjadi proses yang sulit, terutama saat kita sangat terluka. Wajar bagi kita untuk mengingat rasa sakit dan dampak negatifnya dalam hidup kita. Meskipun mungkin untuk melanjutkan dan menciptakan kenangan baru, kita tidak dapat menghapus masa lalu seluruhnya. Oleh karena itu, melupakan tidak selalu merupakan pilihan yang realistis.
Kelihatannya memaafkan dan melupakan adalah satu paket, tapi memaafkan tidak selalu otomatis berarti juga melupakan apa yang terjadi atau membiarkan tindakan orang lain.Â
Sebaliknya, dengan memaafkan, kita memilih untuk melepaskan emosi negatif yang terkait dengan masa lalu dan memilih untuk fokus pada masa kini dan masa depan. Pemaafan juga dapat membantu meningkatkan hubungan dengan orang lain dan meningkatkan rasa empati dan pengertian yang lebih besar.
Yang harus kita sadari adalah pemaafan tidak selalu diperlukan untuk melanjutkan hidup. Dalam beberapa kasus, individu dapat memilih untuk melanjutkan hidup tanpa memaafkan, terutama dalam kasus trauma atau pelecehan di mana pemaafan mungkin tidak sesuai atau tidak sehat. Dalam kasus ini, kita akan move on setelah menemukan cara untuk mengatasi emosi yang terkait dengan masa lalu dan menciptakan kehidupan baru yang tidak ditentukan oleh pengalaman tersebut.
Pada akhirnya, keputusan untuk memaafkan dan melupakan adalah keputusan pribadi dan bergantung pada keadaan dan kebutuhan masing-masing orang.
Dalam psikologi, memaafkan dan melupakan sering dipandang sebagai komponen penting dalam proses penyembuhan dan bangkit dari pengalaman yang menyakitkan agar dapat move on dan melanjutkan hidup.
Dalam literatur psikologi, konsep pemaafan merupakan isu kompleks yang telah diperdebatkan selama bertahun-tahun.
Konsep pemaafan (forgiveness) berakar pada gagasan melepaskan emosi negatif dan menemukan cara untuk maju tanpa perasaan dendam.Â