Mohon tunggu...
Qanita Zulkarnain
Qanita Zulkarnain Mohon Tunggu... Lainnya - Magister Psikologi

Psychology Undergraduate and Psychometrics Graduate.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Move On Tanpa Memaafkan dan Melupakan

1 Mei 2023   12:59 Diperbarui: 1 Mei 2023   20:00 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup harus terus berjalan, bahkan setelah kita disakiti atau dirugikan.

Tapi, sulit bagi kita untuk bergerak maju dan just move on ketika kita merasa terjebak dalam emosi negatif seperti kemarahan, kebencian, dan dendam.

Kita semacam terdoktrin bahwa satu-satunya cara untuk move on dari situasi sulit yang menyakiti dan merugikan kita adalah dengan memaafkan dan melupakan. 

Tentu saja, dengan memaafkan dan melupakan, berarti kita sudah berdamai dengan situasi yang menyakitkan dan merugikan tersebut dan kita dapat melanjutkan hidup atau move on. 

Sayangnya, bagi sebagian dari kita, hal tersebut kadang-kadang tidak mungkin atau bahkan tidak sehat. 

Memaafkan adalah proses kompleks yang membutuhkan waktu, usaha, dan kemauan untuk melepaskan emosi negatif. 

Namun, penting untuk diingat bahwa memaafkan dan melupakan bukanlah satu-satunya cara untuk move on. Bahkan, kadang-kadang kita tidak perlu memaafkan dan melupakan agar dapat move on.

Seperti yang Taylor Swift pernah katakan:

"You know, people go on and on about, like, you have to forgive and forget to move past something. No, you don't. You don't have to forgive and you don't have to forget to move on. You can move on without any of those things happening. You just become indifferent, and then you move on." - Taylor Swift. (Sumber: ET)

Dalam filsafat, moralitas dari pemaafan juga tidak lepas dari kritik. Beberapa tokoh yang tidak melihat urgensi pemaafan sebagai standar moral adalah Nietzche dan Kekes. (Baca lebih lanjut di sini, di bagian 9.3)

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi konsep move on tanpa memaafkan dan melupakan dalam perspektif psikologi, serta memberikan strategi bagi sebagian dari kita yang membutuhkan jalan ini untuk menuju masa depan yang lebih baik.

Life's journey is not always kind,
With hurts and wrongs that stay behind,
Forgiveness we are often told to find,
But for some, that path is not aligned.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun