Mohon tunggu...
Qanita Zulkarnain
Qanita Zulkarnain Mohon Tunggu... Lainnya - Magister Psikologi

Psychology Undergraduate and Psychometrics Graduate.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Seni Berkonflik: Berselisih Tanpa Bubar Jalan

10 April 2023   16:47 Diperbarui: 11 April 2023   00:05 1058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Medienstrmer on Unsplash

Tetap stabil secara emosional berarti menjaga kebutuhan fisik dan emosional Anda. Hal ini dapat diusahakan dengan cukup tidur, makan dengan baik, dan istirahat saat kita membutuhkannya. 

Hindari berkonflik ketika emosi kita sedang rawan untuk tidak stabil, misalnya ketika sedang kurang tidur atau sedang kelaparan. Jika perselisihan tetap perlu dibahas, mungkin bisa dengan mengkomunikasikan keadaan kita dan meminta waktu sebelum berkonflik.

Menjaga kestabilan emosi mungkin sulit bagi kebanyakan kita, oleh karena itu sebaiknya kita senantiasa tetap terhubung dengan sistem pendukung kita, baik itu pasangan, teman, keluarga, atau terapis.

Selain itu, tetap stabil secara emosional berarti berfokus pada saat ini dan menghindari terjebak dalam skenario masa lalu atau masa depan. Dengan tetap fokus pada saat ini dan di sini, Anda dapat mendekati konflik dengan perspektif dan pikiran yang jernih.

Bersama-sama, ketiga prinsip di atas dapat membantu individu menghadapi konflik dengan cara yang produktif, sehat, dan bijaksana. 

Dengan memilih pertarungan dengan bijak, menghargai harga diri sendiri, dan tetap stabil, kita dapat menguasai seni berkonflik dengan menghadapi konflik dari posisi yang kuat dan berintegritas, dan mencapai hasil positif bagi semua pihak yang terlibat.

Konflik bisa menjadi sesuatu yang sulit untuk dilakukan secara sehat, tetapi konflik yang sehat bisa memperbesar peluang kita untuk tumbuh dan belajar. Dengan memilih medan perang kita, mengetahui harga diri kita, dan tetap stabil, semoga kita dapat mengatasi konflik dengan sehat. 

Ingatlah bahwa konflik adalah bagian alami dari kehidupan, dan tidak apa-apa untuk meminta bantuan saat kita masih kesulitan untuk menghadapi konflik yang sehat. Dengan latihan dan kesabaran, serta keinginan untuk terus belajar, kita dapat menguasai seni berkonflik dan menggunakannya sebagai alat untuk pertumbuhan dan perkembangan pribadi.

Seni berkonflik

Kita perlu menguasai seni berkonflik karena konflik adalah bagian hidup yang tak terhindarkan, dan itu dapat berdampak signifikan pada hubungan pribadi dan profesional kita, kesejahteraan emosional kita, dan kemampuan kita untuk mencapai tujuan kita. Jika kita tidak tahu bagaimana mengelola konflik secara efektif, kita berisiko merusak hubungan kita, mengalami stres dan kecemasan yang tidak perlu, dan kehilangan peluang untuk tumbuh dan sukses.

Memilih pertarungan dengan bijak, menghargai harga diri sendiri, dan tetap stabil adalah prinsip-prinsip yang berhubungan dengan seni berkonflik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun