Barulah GA menyadari bahwa dia telah menjadi korban penipuan call center bank. Orang yang menghubunginya bukanlah staf bank, melainkan penipu yang sangat mahir dalam menyamar dan memanfaatkan teknologi untuk mencuri informasi pribadi dan uang.
GA segera melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwenang dan juga ke bank. Meskipun upaya diputuskan dilakukan, uang GA yang hilang tidak bisa dikembalikan sepenuhnya. Lebih dari sekadar kerugian finansial, pengalaman tersebut juga meninggalkan dampak psikologis yang mendalam pada GA, membuatnya merasa tidak aman dan waspada dalam melakukan transaksi perbankan online di masa mendatang.
Modus penipuan berupa balasan pada cuitan yang mengatasnamakan bank sudah sering terjadi di sosial media, khususnya X atau Twitter. Karena kurangnya pengetahuan tentang modus penipuan online sehingga masyarakat pun cepat mempercayai apapun yang ada di internet.
Kisah GA adalah satu dari banyaknya kasus penipuan. Penipuan call center bank menjadi ancaman nyata bagi para nasabah, karena penipu semakin canggih dalam menyusun skenario dan teknik manipulasi mereka.
Dampak dari kejahatan penipuan di media sosial bisa sangat merugikan, tidak hanya secara finansial tetapi juga emosional dan psikologis bagi para korban. Penting bagi pengguna media sosial untuk selalu waspada, memeriksa keaslian setiap tawaran atau permintaan, tidak mengungkapkan informasi pribadi yang sensitif secara terbuka, dan melaporkan kejadian mencurigakan kepada pihak berwenang atau platform media sosial yang bersangkutan.
Selain itu, edukasi tentang keamanan cyber juga perlu ditingkatkan agar masyarakat dapat lebih cerdas dalam menghadapi ancaman online yang semakin kompleks. Pentingnya sosialisasi mengenai kejahatan cyber pada masyarakat, agar hal serupa tidak akan terjadi lagi di masa yang akan datang.
Karena kerugian akibat penipuan biasanya akan sulit diproses oleh pihak kepolisian dan bank karena sulitnya melacak para penipu yang mungkin saja menggunakan alamat web acak sehingga menyulitkan pihak berwenang untuk menangkap pelaku penipuan yang jumlahnya tidak sedikit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H