Saat siswa sudah mulai tenang dan reda tangisannya, kita bisa mulai mengajak anak negosiasi. Awali dengan pertanyaan-pertanyaan yang ringan agar siswa tidak merasa tertekan karena membicarakan terkait perasaannya.
Mulai bernegosiasi tentang solusi untuk mengatasi masalah yang siswa hadapi. Apakah mungkin untuk mengganti cara belajar, atau mungkin ada bagian dari pembelajaran yang dia tidak sukai. Biarkan juga siswa bercerita tentang hal yang tidak mengenakkan yang dialami.
Setelahnya, mulai sambungkan kembali dengan pembelajaran. Apakah pembelajaran ini akan dilanjutkan atau mungkin bernegosiasi tentang pelajaran lainnya. Atau mungkin siswa ingin mengetahui pandangan kita terhadap permasalahan yang dihadapi.
6. Beri siswa cukup waktu
Hal terakhir yang harus kamu perhatikan adalah memberikan siswa cukup waktu. Pasti siswa membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk belajar tentang perasaannya. Sebagai guru maupun tentor, kita harus berusaha untuk sabar dan tidak terburu-buru.
Bagi kita, mengetahui akar permasalahan dan mencari solusi mungkin hal yang bisa dikatakan cukup mudah. Namun, hal ini berbeda dengan anak-anak.
Anak-anak masih membutuhkan kita untuk mencari tahu akan masalah, solusi, perasaan dia dan lain sebagainya. Pastikan untuk berkomunikasi dengan maksimal agar siswa tetap merasa diperhatikan dan memiliki cukup waktu untuk menyadari perasaan dan masalahnya tersebut.
Cara-cara untuk menangani anak menangis di atas mungkin saja tidak efektif di sebagian orang. Namun, cara ini tak bisa menjadi referensi dan pastikan untuk mencari tahu cara yang paling efektif bagi diri kalian sendiri dalam memahami perasaan siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H