Awal Juni 2023 diawali dengan banyaknya unggahan teman-teman di sosial media yang merayakan wisuda. Mulai dari jenjang TK, SD, SMP, SMA hingga sarjana. Semuanya menggunakan template yang sama. Acara formal menggunakan kebaya, berdandan,berjas dan dilakukan secara mewah.Â
Karena adanya fenomena ini banyak masyarakat yang mengeluarkan cuitan di berbagai sosial media yang berisi keluhan tentang adanya wisuda bagi jenjang pendidikan wajib. Ada orang tua yang mengeluarkan uang ratusan bahkan hingga jutaan hanya untuk upacara wisuda anak SMP.Â
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan hal ini. Namun rasanya aneh sekali dan tidak cocok bila anak-anak yang lulus TK, SD, SMP dan SMA untuk melaksanakan wisuda yang notabene digunakan untuk istilah kelulusan jenjang sarjana dan magister dan doktoral.
Menurut KBBI, wisuda adalah peresmian atau pelantikan yang dilakukan dengan upacara khidmat. Wisuda biasanya identik dengan perayaan kelulusan jenjang sarjana, magister dan doktoral. Mahasiswa lulusan biasanya datang dengan menggunakan kebaya cantik jas formal mendatangi acara dengan balutan toga dan disahkan gelarnya melalui pemindahan tali yang ada pada topi toga oleh kepala satuan pendidikan.
Hal-hal yang penting dan sakral ini sekarang terasa tidak begitu bermakna karena adanya banyak selebrasi semacam ini pada tingkat pendidikan sebelumnya. Ada beberapa hal yang menjadikan wisuda dianggap cocok hanya untuk gelar sarjana.
Menelan biaya yang tidak sedikit
Wisuda membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Mulai dari make-up, baju, belum lagi orang yang harus dibayarkan siswa ke sekolah untuk konsumsi. Apalagi jika wisuda dilakukan di luar lingkungan sekolah dengan cara menyewa gedung misalnya. Kemudian belum lagi printilan-printilan seperti selempang, toga, buket bunga atau jajan, dan masih banyak lagi. Pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Bayangkan jika wisuda dilaksanakan di setiap jenjang pendidikan. Ibaratnya setiap 3 tahun sekali harus ada perayaan besar karena lulusnya seseorang dari suatu jenjang pendidikan formal. Pasti membutuhkan biaya yang sangat banyak.Â
Mungkin ada orang tua yang sudah menabung sejak lama terkait wisuda di jenjang pendidikan. Namun, pasti ada keluarga yang memiliki kebutuhan yang lain yang harus didahulukan daripada perayaan wisuda.Â
Memudarnya filosofi wisudaÂ
Wisuda memiliki filosofi yang lumayan mendalam. Wisuda bisa di-ibaratkan sebagai suatu ajang seremonial sebagai apresiasi dari kerja keras yang dilakukan mahasiswa berbulan-bulan dan bertahun-tahun.Â
Sebelum melakukan wisuda, mahasiswa harus mengalami banyak hal. Mulai dari melakukan tugas akhir atau pun skripsi, melakukan pembelajaran tiap harinya, melakukan penelitian, ujian semester yang sangat berat, hingga pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, wisuda dianggap sebagai ajang seremoni yang sangat bermakna setelah mahasiswa berhasil melewati banyak hal besar dan berat selama berkuliah.