Filosofi ini tentunya semakin berubah dan memudar karena adanya wisuda pada tiap jenjang pendidikan. Pada jenjang pendidikan formal yaitu SD sampai dengan SMA kita diwajibkan untuk menyelesaikan pendidikan. SMA sebagai jenjang pendidikan paling terakhir untuk wajib belajar. Apalagi sekarang kelulusan sudah tidak bisa di takar melalui suatu ujian karena semua penilaian didasarkan pada rapor siswa. Jadi, kelulusan adalah sesuatu yang wajib sesuatu yang memang harusnya bisa dicapai. Ibaratnya nih, sekarang semua siswa pasti bisa lulus apabila tidak memiliki perilaku yang menyimpang.Â
Jadi, rasa-rasanya kok agak berlebihan jika wisuda dilakukan pada tiap jenjang pendidikan formal.
Bagaimana jalan keluarnya?
Mungkin, tidak semua orang bisa merasakan momen wisuda sarjana. Mungkin terkendala biaya untuk lanjut ke jenjang selanjutnya atau memiliki hal lain yang harus diperhatikan. Sah-sah saja, jika sekolah mau mengadakan prosesi seperti ini. Namun, lebih baik untuk SMA aja. Selain kewajiban belajar sudah gugur, setelah SMA tidak ada kewajiban untuk kuliah.Â
Selain itu lebih baik istilah wisuda kembali ke istilah awal yaitu pelepasan dan kelulusan untuk jenjang pendidikan TK sampai dengan SMA. Hal ini bertujuan agar tidak ada miskonsepsi. Juga, lebih baik acara kelulusan dilakukan dengan acara yang lebih sederhana ataupun bermakna. Daripada mengadakan acara yang mewah dan foya-foya atau di mirip-miripkan dengan wisuda sarjana.Â
Yang penting, momen kelulusan bisa dimaknai dengan baik tanpa adanya keluhan dari wali murid.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H