Saya kemudian menyadari bahwa saya memang kurang memberikan latihan soal berbentuk cerita kepada siswa-siswa saya. Bahkan, saya cenderung memberikan latihan soal isian singkat tanpa narasi.Â
Oleh karena itu, hal-hal seperti ini menjadi kesempatan saya untuk refleksi diri. Kedepannya, saya bisa memberikan lebih banyak variasi soal kepada siswa dan metode pembelajaran yang variatif agar pemahaman siswa lebih optimal.
Setelah menemukan kesalahan dan refleksi diri, saya pun menjelaskan kepada orangtua terkait masalah ini. Saya pribadi berpendapat bahwa orangtua perlu tahu tentang perkembangan siswa sekecil apapun, hal ini juga berlaku apabila siswa memiliki masalah dalam belajar.Â
Ya, tentu saja karena tentor tidak akan cukup. Orangtua juga harus mengetahui perkembangan siswa dan mendukung secara penuh proses belajar.
Bagaimana menurut Kompasianer? Apakah mungkin ada trik lain yang bisa dilakukan saat nilai siswa merosot?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H