Mohon tunggu...
Putri Wulandari
Putri Wulandari Mohon Tunggu... Lainnya - English Tutor | Freelance Content Writer

Random Thought About Lifestyle, Movies, K-drama, Beauty, Health, Education and Social Phenomena | Best Student Nominee Kompasiana Awards 2022

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Plus Minus Menjadi Tentor Les Privat

8 Januari 2023   18:00 Diperbarui: 9 Januari 2023   16:11 16351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi les privat bersama tutor| Dok iStockphoto/PrathanChorruangsak

Saat menjadi mahasiswa, banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menambah uang saku selain dari orangtua. Salah satu pekerjaan part-time yang laris manis dilakoni mahasiswa adalah menjadi tentor atau guru les.

Tentor adalah orang yg memberi pelajaran (membimbing) seseorang atau sejumlah kecil siswa dalam pelajarannya. Tentor ini bisa juga disebut sebagai tutor belajar, mentor, atau guru les. 

Tutor belajar ini bisa dilakukan secara pribadi atau bergabung dengan suatu lembaga bimbingan belajar. Selain itu, tentor juga bisa memberikan tambahan belajar dengan murid yang relatif banyak ataupun privat.

Jika memilih untuk menjadi tentor umum, kita harus memberikan pembelajaran untuk suatu kelas dengan murid yang relatif banyak. Sedangkan jika menjadi tentor les privat, kita memberikan pelajaran terbatas untuk satu sampai tiga murid saja. 

Seperti halnya banyak pekerjan lain, menjadi tentor les privat juga memiliki kelebihan dan juga kekurangan. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan menjadi tentor les privat.

Ekspektasi Orangtua Murid dan Target yang Cukup Tinggi

Ekspektasi bisa dikatakan sebagai beban pertama yang diberikan oleh wali murid kepada tentor dan juga si anak. 

Kebanyakan orangtua beranggapan bahwa saat anaknya sudah masuk lembaga bimbingan belajar dan bahkan memiliki tentor pribadi, capaian belajar di akhir semester atau kenaikan kelas harus meningkat dengan pesat. 

Sayangnya, ekspektasi ini bagai pedang bermata dua. Ekspektasi bisa membuat si tentor dan anak menjadi semangat dan pecutan dalam meningkatkan capaian belajar. 

Namun, ekspektasi bisa juga menjadi tekanan yang sangat berat. Apalagi untuk si anak yang dituntut memiliki capaian belajar yang maksimal.

Secara tidak langsung tentor juga harus memiliki target. Target ini tidak hanya berbentuk nilai akhir, tetapi juga capaian keterampilan. Yang perlu diperhatikan adalah target ditetapkan bukan hanya karena ekspektasi orangtua, tetap juga harus realistis sesuai dengan tingkat kesulitan pelajaran dan kemampuan anak. 

ilustrasi anak belajar bersama guru les (sumber: Akses Privat)
ilustrasi anak belajar bersama guru les (sumber: Akses Privat)

Lebih Cepat Mengenal Karakter Murid

Hal pertama yang saya syukuri saat menjadi tentor privat adalah jumlah murid yang sedikit. Untuk kelas privat memanglah murid berkisar 1-3 orang saja. Karena jumlah yang sedikit, tentor bisa berinteraksi dengan semua murid dengan merata. 

Tentor bisa mengetahui dengan lebih cepat bagaimana karakter dan metode belajar masing-masing murid. Dengan begini, pembelajaran bisa lebih efektif. 

Tempat Belajar di Mana Saja

Saat menjadi tentor les privat, ada banyak pilihan tempat belajar yang bisa dilakukan. Karena jumlah murid yang sedikit, lokasi kegiatan pembelajaran bisa dilakukan dengan lebih fleksibel. 

Untuk tingkat sekolah, les privat biasa dilakukan di rumah si murid atau kelas kecil di tempat bimbingan belajar. Namun, tidak jarang tentor dan murid di jenjang sekolah yang lebih tinggi bisa memilih tempat di cafe, perpustakaan umum, atau tempat lain yang lumayan kondusif untuk belajar.

Gaji yang Probably Lebih Besar daripada Guru Honorer

Ini kenyataan yang mungkin terdengar pahit sih. Saat ini, gaji yang diberikan untuk tentor privat lebih besar daripada guru honorer di sekolah negeri. 

Tentunya ini tergantung berapa jumlah murid dan sesi yang diampu tentor. Biasanya, tentor mendapatkan gaji kisaran puluhan hingga ratusan ribu untuk setiap sesinya. Bahkan mungkin ada yang memasang tarif jutaan juga jika memberikan tambahan pembelajaran dengan tingkat kesulitan yang tinggi dan jenjang sekolah yang tinggi pula. Tapi secara umum, gaji tentor bisa dikatakan lebih besar. 

Saya pernah 'disambati' beberapa teman yang menjadi guru honorer di SD negeri, dan saya terkejut saat tahu gaji tentor bisa mencapai 2 kali lipat gaji honorer, bahkan lebih. Jujur, jika dibandingkan dengan perjuangan mereka ke sekolah tiap harinya, gaji tersebut tidaklah sebanding.

Guru bukan pahlawan tanpa tanda jasa. Karena besarnya jasa mereka bagi pendidikan, seharusnya guru bisa mendapatkan kesejahteraan yang lebih lagi. 

Waktu yang Lebih Fleksibel, Singkat, tapi "Harus" Padat

Perkara waktu ini susah-susah gampang. Tentor bisa mendapatkan sesi yang lumayan fleksibel karena biasanya pembelajaran dimulai setelah sekolah formal. Ya, kisaran sore sampai dengan malam hari. 

Permasalahannya adalah, sesi ini terkadang sangat terbatas. Sedangkan, capaian materi untuk murid bisa jadi sangat banyak dan sulit. Jadi, tentor harus pintar-pintar dalam me-manajemen sesi belajar agar bisa tetap efektif dalam waktu yang terbatas. 

Beban Administrasi Pembelajaran yang Lebih Ringan

Hal yang juga sangat saya syukuri saat menjadi tentor adalah administrasi pembelajaran yang sangat minimal. Tentu saja kita harus berpandu pada silabus dalam memberikan pelajaran tambahan. 

Namun, para tentor biasanya tidak dituntut untuk membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan berbagai dokumen-dokumen lain yang guru biasa buat. 

Seringkali, saya hanya dibebankan untuk membuat satu dokumen yang berisi daftar presensi, jurnal pembelajaran, dan evaluasi. Saya pribadi juga terbiasa membuat berbagai latihan soal untuk persiapan Kuis Harian, Penilaian Tengah Semester, dan Penilaian Akhir Semester. Tentu saja semua dibuat berdasarkan kisi-kisi dan materi yang diberikan sekolah. 

Ada tambahan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun