Itu didasari oleh perilaku konsumtif menggambarkan keadaan masyarakat Korea yang sedang mencari makna hidup dan identitas diri di tengah kesulitan dan beban hidup yang dialaminya.Â
Kidult mencari penghiburan atau pelarian dari tekanan, tuntutan, dan stres dengan mengkonsumsi permainan yang memunculkan perasaan nostalgia ke masa kanak-kanak.Â
Hal ini terasa masuk akal mengingat kehidupan sosial di Korea Selatan sangat kompetitif dengan tingkat stress yang tinggi.
Bagaimana dampaknya?
Nah, fenomena Kidult ini bisa menimbulkan sisi kekanakan dalam diri orang dewasa. Well, tidak semua sisi kekanakan itu sangat buruk, tapi kemungkinan besar akan mengganggu kehidupan dewasa.Â
Ada dua sifat yang kemungkinan besar muncul, tidak bertanggungjawab dan ketergantungan.
Sifat tidak bertanggungjawab yang muncul dikarenakan rasa aman dari back-up dari orang tua. Hal ini tentunya berbahaya bila berlarut-larut, apalagi jika sudah membina rumah tangga sendiri.Â
Figur ayah atau ibu yang nantinya harus mereka emban bisa berantakan karena rasa kurang bertanggungjawab dan lebih mementingkan diri mereka sendiri.
Ketergantungan ini tentunya bisa menjadi masalah di kemudian hari. Misalnya, ada seseorang yang bergantung pada benda dari masa kecilnya.Â
Ia bisa merasa sakit dan tidak berdaya bila benda itu tidak ada. Atau bisa juga seseorang yang ketergantungan dalam membeli satu jenis mainan.Â
Secara tidak langsung, ia menempatkan mainan itu menjadi prioritas daripada barang-barang primer yang seharusnya ia beli. Alhasil, boros dan boncos, deh.Â