Kemudian, saya asumsikan bahwa si A ini sedang mengalami puppy love atau cinta monyet. Dilansir dari Sehatq.com, puppy love atau cinta monyet adalah perasaan romantis pertama yang muncul saat kematangan usia belum sempurna.Â
Perasaan platonik atau suka saat masa anak-anak ini dianggap hampir sama dengan rasa suka kepada anak anjing. Oleh karena itu, perasaan ini disebut puppy love dalam bahasa Inggris.
Saat itu, ada beberapa hal yang muncul dalam pikiran saya sebagai tentor dari siswi yang sedang mengalami cinta monyet. Pertama, agak miris tentunya.Â
Hal semacam ini agaknya sangat personal dan lebih baik diceritakan kepada orang tua. Bukan kepada saya yang notabene orang luar.Â
Saat saya tanya, mengapa si A tidak cerita saya dengan orang tua, ia takut nanti akan dimarahi. Ini juga mengindikasikan anak belum terbuka dan masih takut dengan orang tua.
Kedua, saya juga senang karena A mulai berani jujur dan terbuka. Berarti saya dipercaya untuk menyimpan cerita perasaan A, itu yang ada di benak saya.Â
Kepercayaan ini juga tanda bahwa dia nyaman dengan saya. Walaupun baru mulai bercerita kepada saya, ada kemungkinan juga kan dia akan bercerita juga kepada orang tuanya, kan?
Ketiga, gimana cara membimbing anak ini supaya tidak keluar batasan norma di usia puber. Ini PR besar tidak hanya untuk orang tua, tetapi untuk semua orang di sekitar anak, termasuk seorang guru. Usia pubertas adalah usia rawan.Â
Adanya perubahan fisik dan emosional cenderung membuat mereka tidak stabil dan belum bisa menentukan dengan jelas, mana yang baik dan mana yang buruk.Â
Oleh karena itu, diperlukan cara yang khusus dan lebih berhati-hati saat membimbing anak yang sedang dalam usia pubertas.Â