Mohon tunggu...
Putri Wulandari
Putri Wulandari Mohon Tunggu... Lainnya - English Tutor | Freelance Content Writer

Random Thought About Lifestyle, Movies, K-drama, Beauty, Health, Education and Social Phenomena | Best Student Nominee Kompasiana Awards 2022 | putriwulandari22022000@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Murid Curhat tentang "Si Crush", Gimana Nih?

12 November 2022   18:00 Diperbarui: 13 November 2022   03:30 1377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi memberi pasangan yang memberi kejuatan hadiah. (Dok. Shutterstock via kompas.com)

Kemudian, saya asumsikan bahwa si A ini sedang mengalami puppy love atau cinta monyet. Dilansir dari Sehatq.com, puppy love atau cinta monyet adalah perasaan romantis pertama yang muncul saat kematangan usia belum sempurna. 

interaksi anak laki-laki dan perempuan (sumber: Alodokter)
interaksi anak laki-laki dan perempuan (sumber: Alodokter)

Perasaan platonik atau suka saat masa anak-anak ini dianggap hampir sama dengan rasa suka kepada anak anjing. Oleh karena itu, perasaan ini disebut puppy love dalam bahasa Inggris.

Saat itu, ada beberapa hal yang muncul dalam pikiran saya sebagai tentor dari siswi yang sedang mengalami cinta monyet. Pertama, agak miris tentunya. 

Hal semacam ini agaknya sangat personal dan lebih baik diceritakan kepada orang tua. Bukan kepada saya yang notabene orang luar. 

Saat saya tanya, mengapa si A tidak cerita saya dengan orang tua, ia takut nanti akan dimarahi. Ini juga mengindikasikan anak belum terbuka dan masih takut dengan orang tua.

Kedua, saya juga senang karena A mulai berani jujur dan terbuka. Berarti saya dipercaya untuk menyimpan cerita perasaan A, itu yang ada di benak saya. 

Kepercayaan ini juga tanda bahwa dia nyaman dengan saya. Walaupun baru mulai bercerita kepada saya, ada kemungkinan juga kan dia akan bercerita juga kepada orang tuanya, kan?

Ketiga, gimana cara membimbing anak ini supaya tidak keluar batasan norma di usia puber. Ini PR besar tidak hanya untuk orang tua, tetapi untuk semua orang di sekitar anak, termasuk seorang guru. Usia pubertas adalah usia rawan. 

Adanya perubahan fisik dan emosional cenderung membuat mereka tidak stabil dan belum bisa menentukan dengan jelas, mana yang baik dan mana yang buruk. 

Oleh karena itu, diperlukan cara yang khusus dan lebih berhati-hati saat membimbing anak yang sedang dalam usia pubertas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun