Mohon tunggu...
Putri Wulandari
Putri Wulandari Mohon Tunggu... Lainnya - English Tutor | Freelance Content Writer

Random Thought About Lifestyle, Movies, K-drama, Beauty, Health, Education and Social Phenomena | Best Student Nominee Kompasiana Awards 2022

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Abstinence, Pendidikan Seks yang Masih Perlu Dipertahankan?

15 Desember 2021   19:00 Diperbarui: 20 Desember 2021   14:30 1238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
picture source: sonora.id

Dewasa ini, bahasan tentang seks menjamur dimana pun. Dalam media musik, radio, film, bahkan TV. Seharusnya, anak memerlukan Pendidikan seksual yang sepadan sebelum adanya pembahasan mengenai seks di berbagai media yang mereka gunakan tanpa adanya filter. 

Oleh karena itu, Pendidikan seksual sangatlah penting. Bukan tentang melegalkan adanya aktivitas tersebut, tetapi Pendidikan sebagai sarana preventif/pencegahan karena adanya berbagai resiko yang menyertai aktivitas tersebut.

Apa itu pendidikan seksual abstinence?

Pendidikan seks adalah upaya memberikan pengetahuan tentang perubahan biologis, psikologis dan psikososial sebagai akibat pertumbuhan dan perkembangan manusia. 

Pendidikan seks pada dasarnya merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan tentang fungsi organ reproduksi dengan menanamkan moral, etika serta komitmen agar tidak terjadi penyalahgunaan organ reproduksi tersebut.

Sedangkan abstinence adalah pilihan untuk tidak melakukan hubungan seksual dengan siapapun, termasuk pasangan. Alasannya beragam, mulai dari tidak siap, takut, dll. 

Jadi, abstinence sex education adalah memberikan Pendidikan seksual dengan tujuan untuk tidak melakukan hubungan seksual dengan berbagai alasan.

Secara umum, abstinence tidak dapat menjaga masyarakat dari berbagai kegiatan beresiko agar hubungan menjadi sehat dan aman. Kurangnya informasi yang diberikan kepada anak-anak itu bukan bagian dari Pendidikan. Hal ini cenderung tidak realistis dan beresiko. 

Kebanyakan anak-anak mengenal segala hal tentang seks melalui berbagai konten seksual di berbagai media dan pornografi. Padahal, apa yang ada di berbagai media itu cenderung tidak realistis dan berupa fantasi. 

Hal ini terjadi karena kurangnya informasi yang diberikan melalui kelas dan lingkungan sejak dini. Kebanyakan, Pendidikan seksual di kelas hanya dijelaskan dari sisi sains dan norma. Itu pun tidak dilakukan secara terbuka dan masih banyak sisi tabu yang ditutupi. Sedangkan di keluarga, orang tua cenderung tertutup tentang masalah ini atau menggunakan bahasa yang terlalu halus dan tidak realistis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun