Mohon tunggu...
Puwan Muda Muawanah 121211059
Puwan Muda Muawanah 121211059 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Dian Nusantara

Mahasiswa Universitas Dian Nusantara Dosen Pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak Jurusan Sarjana Akuntansi Mata Kuliah Akuntansi Forensik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendekatan 5W dan 1H untuk Memory-Enhancing Techniques for Investigative Interviewing: The Cognitive Interview Fishe, Geiselman 1992

1 Juli 2024   08:00 Diperbarui: 1 Juli 2024   08:00 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Investigative Interviewing/dokpri

Investigative Interviewing/dokpri
Investigative Interviewing/dokpri

6. How (Bagaimana)

  • Memahami proses atau cara bagaimana peristiwa atau tindakan terjadi. Pertanyaan ini membantu memperjelas urutan dan mekanisme peristiwa.
  • Contoh Pertanyaan:
    • "Bagaimana peristiwa itu terjadi?"
    • "Bagaimana orang tersebut melakukannya?"
    • "Bagaimana Anda bereaksi ketika melihat kejadian tersebut?"

Mengapa Pendekatan Ini Efektif dalam Cognitive Interview

  1. Memfasilitasi Ingatan Mendalam: Pendekatan ini memandu saksi untuk memikirkan berbagai aspek peristiwa, yang dapat membantu mereka mengingat lebih banyak detail yang mungkin terlupakan jika hanya ditanya secara umum.
  2. Mengurangi Risiko Bias Memori: Dengan memberikan struktur yang jelas, pendekatan ini membantu mengurangi kemungkinan saksi membuat asumsi atau mengisi kekosongan dalam ingatan mereka dengan informasi yang salah.
  3. Meningkatkan Kelengkapan Data: Pertanyaan yang berfokus pada 5W dan 1H memastikan bahwa wawancara mencakup semua aspek penting dari peristiwa, sehingga memberikan gambaran yang lebih lengkap dan akurat kepada penyidik.
  4. Mengurangi Tekanan pada Saksi: Pendekatan yang terstruktur membantu saksi merasa lebih terarah dan kurang tertekan, yang dapat meningkatkan kualitas informasi yang diberikan.

Implementasi dalam Praktik Wawancara

  • Tahap Awal Wawancara: Pewawancara memulai dengan pertanyaan terbuka untuk memungkinkan saksi menceritakan kisah mereka tanpa interupsi.
  • Penggunaan 5W dan 1H: Setelah cerita awal, pewawancara menggunakan pendekatan 5W dan 1H untuk mengajukan pertanyaan yang lebih spesifik dan mendetail.
  • Pemfokusan Ulang: Pewawancara mungkin kembali ke elemen-elemen tertentu dari cerita saksi, mengajukan pertanyaan 5W dan 1H tambahan untuk memperjelas dan mendapatkan lebih banyak detail.

Hukum yang berlaku dalam wawancara investigatif, termasuk wawancara kognitif, biasanya berkaitan dengan hak-hak saksi dan tersangka, serta kewajiban penyelidik untuk menjalankan proses yang adil dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Berikut adalah beberapa prinsip hukum yang perlu diperhatikan dalam wawancara investigatif:

  1. Hak untuk Didampingi Penasihat Hukum:

    • Dalam banyak yurisdiksi, tersangka memiliki hak untuk didampingi oleh penasihat hukum selama wawancara atau interogasi. Hal ini untuk memastikan bahwa hak-hak mereka dilindungi dan mereka tidak dipaksa untuk memberikan pernyataan yang memberatkan diri sendiri.
  2. Hak untuk Diam:

    • Tersangka biasanya memiliki hak untuk tidak menjawab pertanyaan tertentu atau untuk tidak memberikan pernyataan yang dapat digunakan untuk memberatkan mereka. Hal ini dikenal sebagai hak untuk diam atau hak untuk tidak menjawab pertanyaan tanpa kehadiran penasihat hukum.
  3. Prinsip Non-Diskriminasi:

    • Wawancara harus dilakukan tanpa diskriminasi berdasarkan ras, jenis kelamin, agama, atau latar belakang lainnya. Penyelidik harus memperlakukan semua individu dengan adil dan hormat.
  4. Pemberitahuan Hak-Hak (Miranda Rights di AS):

    • Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, tersangka harus diberitahu tentang hak-hak mereka sebelum interogasi dimulai. Ini termasuk hak untuk diam dan hak untuk didampingi oleh penasihat hukum. Pemberitahuan ini dikenal sebagai peringatan Miranda.
  5. Rekaman Wawancara:

    • Banyak yurisdiksi mewajibkan wawancara investigatif untuk direkam secara audio atau video. Ini bertujuan untuk menjaga transparansi dan memastikan bahwa tidak ada paksaan atau manipulasi yang terjadi selama wawancara.
  6. Persetujuan dan Koersif:

    • Wawancara harus dilakukan secara sukarela dan tanpa paksaan. Penggunaan teknik wawancara yang memaksa atau manipulatif dapat melanggar hak-hak individu dan membuat pernyataan yang diberikan tidak dapat diterima di pengadilan.
  7. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun