Kurangnya kepatuhan terhadap peraturan dan standar akuntansi yang berlaku. Kepatuhan yang rendah terhadap regulasi memungkinkan praktik-praktik yang meragukan atau ilegal untuk berkembang. Misalnya, perusahaan mungkin tidak melaporkan dengan benar atau tidak sepenuhnya mengungkapkan informasi yang relevan dalam laporan keuangan mereka. Hal ini dapat membingungkan pemegang saham atau investor, serta mengganggu transparansi dan akuntabilitas perusahaan.
4. Korupsi
Lingkungan bisnis yang korup atau praktik suap dalam lingkungan perusahaan. Korupsi mempengaruhi berbagai aspek kehidupan bisnis, termasuk praktik akuntansi. Di lingkungan yang korup, ada potensi untuk manipulasi data keuangan, penggelapan pajak, atau pencucian uang. Keterlibatan dalam praktik suap dapat membuat individu atau entitas perusahaan lebih rentan terhadap tekanan untuk melakukan tindakan yang tidak etis atau ilegal dalam pencatatan dan pelaporan keuangan.
Skandal kejahatan akuntansi dapat terjadi melalui beberapa metode manipulatif yang mencakup:
1. Penggelembungan Pendapatan:
Ini terjadi ketika entitas bisnis menggelembungkan pendapatan dalam laporan keuangan mereka. Praktik ini bisa dilakukan dengan merekayasa transaksi penjualan atau layanan palsu, mengakui pendapatan yang seharusnya belum diterima, atau melakukan skema lain untuk meningkatkan angka pendapatan secara artifisial. Dengan cara ini, perusahaan dapat membuat kinerja keuangannya terlihat lebih baik dari yang sebenarnya, menarik investor atau pemegang saham potensial.
2. Penyembunyian Kerugian:
Penyembunyian kerugian adalah praktik untuk menyembunyikan kerugian atau menutupi kekurangan modal dengan cara manipulasi data keuangan. Contoh termasuk menunda pengakuan kerugian yang seharusnya diakui, atau mengalihkan kerugian ke dalam akun yang kurang jelas atau tersembunyi dalam laporan keuangan. Hal ini dapat mengaburkan pandangan yang jelas tentang kesehatan keuangan perusahaan, memberikan citra palsu tentang kinerja perusahaan kepada pihak luar.
3. Pencucian Uang:
Praktik menggunakan entitas bisnis untuk mencuci uang hasil kejahatan. Ini sering kali melibatkan manipulasi transaksi keuangan yang bertujuan untuk menyamarkan asal-usul uang yang didapatkan secara ilegal. Contohnya termasuk memasukkan dana hasil kejahatan ke dalam transaksi bisnis resmi, atau melakukan serangkaian transaksi keuangan yang dirancang untuk membuat jejak uang menjadi sulit dilacak atau dipertanggungjawabkan.