Mohon tunggu...
Puwan Muda Muawanah 121211059
Puwan Muda Muawanah 121211059 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Dian Nusantara

Mahasiswa Universitas Dian Nusantara Dosen Pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak Jurusan Sarjana Akuntansi Mata Kuliah Akuntansi Forensik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Skandal Kejahatan Akuntansi di Indonesia

22 Mei 2024   22:06 Diperbarui: 22 Mei 2024   22:11 1061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdasarkan laporan keuangan yang diajukan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kimia Farma (Persero) Tbk mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk sebesar Rp 17,63 miliar pada tahun 2020. Pada tahun sebelumnya, perusahaan ini mengalami kerugian sebesar Rp 12,72 miliar. Menurut Kontan, perusahaan dengan kode saham KAEF ini mencatatkan penjualan neto yang meningkat 6,38 persen (yoy) menjadi Rp 10 triliun pada tahun 2020.

Pada tahun 2019, KAEF mencatatkan penjualan neto sebesar Rp 9,40 triliun. Penjualan hasil produksi perusahaan mencapai Rp 3,65 triliun pada tahun lalu. Rinciannya termasuk penjualan obat generik sebesar Rp 2 triliun, obat ethical, lisensi, dan narkotika sebesar Rp 697,82 miliar, obat OTC dan kosmetik sebesar Rp 592,34 miliar, bahan baku sebesar Rp 311 miliar, serta Pil KB, alat kesehatan, dan lainnya sebesar Rp 49,05 miliar. 

Di samping itu, penjualan KAEF dari hasil produksi pihak ketiga mencapai Rp 6,34 triliun pada tahun lalu dengan rincian penjualan obat ethical sebesar Rp 2,52 triliun, obat OTC sebesar Rp 1,54 triliun, alat kesehatan, jasa klinik, laboratorium klinik, dan lainnya sebesar Rp 1,69 triliun, serta obat generik sebesar Rp 584,04 miliar.

Kimia Farma melaporkan beban pokok penjualan sebesar Rp 6,34 triliun pada tahun 2020, meningkat 7,64 persen (yoy) dibandingkan dengan tahun 2019 yang sebesar Rp 5,89 triliun. Beban usaha perusahaan juga naik 3,42 persen (yoy) dari Rp 3,21 triliun di tahun 2019 menjadi Rp 3,32 triliun di tahun 2020. 

Selain itu, pendapatan lainnya Kimia Farma meningkat 53,37 persen (yoy) dari Rp 215,28 miliar di tahun 2019 menjadi Rp 330,18 miliar di tahun 2020. Rugi selisih kurs mata uang asing perusahaan ini juga meningkat 63,96 persen (yoy) dari Rp 5,05 miliar di tahun 2019 menjadi Rp 8,28 miliar di tahun 2020.

Pada akhir tahun 2020, KAEF memiliki total aset senilai Rp 17,56 triliun, mengalami penurunan 4,30 persen (yoy) dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencatat total aset sebesar Rp 18,35 triliun. Total liabilitas KAEF pada tahun 2020 mencapai Rp 10,45 triliun, sedangkan ekuitas perusahaan ini sebesar Rp 7,10 triliun.

4. PT Garuda Indonesia

PT Garuda Indonesia Tbk (Persero), sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), terikat tidak hanya pada performa finansialnya tetapi juga pada kebijakan pemerintah. Kasus skandal korupsi Garuda telah disoroti dari masa ke masa, dari masa orde baru hingga saat ini.

Beberapa waktu lalu, Garuda menghadapi kontroversi baru terkait dugaan korupsi. Saat ini, Erick Thohir telah melaporkan kepada Kejaksaan Agung mengenai dugaan korupsi dalam pembelian pesawat ATR 72 seri 600. Penyelidikan atas kasus ini telah dimulai oleh Kejaksaan Agung sejak Desember 2021. Perusahaan penerbangan negara ini tidak asing lagi dengan skandal korupsi. Pada tahun 2020, mantan CEO PT Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, juga dihukum karena terlibat dalam suap pengadaan pesawat dan pencucian uang.

Pada Januari 2022, Erick Thohir melaporkan bukti dugaan korupsi di Garuda kepada Kejagung. Dia menyerahkan hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebagai bukti dalam laporannya. 

"Data ini melibatkan audit dari BPKP, yang merupakan bagian dari audit pemerintah," ujar Erick di Gedung Kejagung. Sebelumnya, telah dilakukan investigasi yang menghasilkan data valid mengenai dugaan korupsi dalam pembelian pesawat ATR 72-600 oleh Garuda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun