Mohon tunggu...
Yoga Sadhu
Yoga Sadhu Mohon Tunggu... Guru - Hanya Pemula

Blog :yogasadhu23@blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tradisi Ngelawar di Bali dan Pentingnya Rasa Syukur serta Kebersamaan

7 Juni 2018   19:14 Diperbarui: 8 Juni 2018   12:13 2867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber :www.masakandapurku.com

Berkaitan dengan yang pertama, makanan lawar merupakan simbol rasa syukur. Untuk itulah, setiap hari raya dan upacara Yadnya umat Hindu akan melakukan tradisi ngelawar sebagai bentuk ucapan rasa syukur bahwa Tuhan menciptakan segalanya. 

Tanpa makhluk lain, manusia tidak akan bisa hidup. Untuk itulah, rasa syukur perlu dilakukan dan salah satunya dengan membuat lawar. Makanan ini juga dihaturkan kepada Tuhan sebagai rasa cinta kasih dan berharap Tuhan dapat selalu memberikan anugerahnya.

3. Simbol Kebersamaan

Lawar merupakan simbol kebersamaan, mengapa? Hal ini karena dengan membuat lawar atau ngelawar akan dilakukan secara bersama-sama atau banyak orang, bukan hanya satu orang. 

Masyarakat atau keluarga akan melakukan gotong royong bersama dalam ngelawar karena membuat makanan ini susah atau tidak akan bisa bila dilakukan sendiri. Disinilah momen kebersamaan muncul dari kerja sama membuat lawar. Persatuan dan kerukunan pasti akan tercipta.

4. Simbol Kekeluargaan

Berkaitan dengan yang ketiga, dengan ngelawar maka akan tercipta kekeluargaan. Hal ini sangat penting untuk mencegah masyarakat atau keluarga pecah dan saling tidak akur. 

Saat membuat lawar inilah merupakan momen yang paling penting untuk menciptakan kekeluargaan itu disertai dengan makan bersama dan metuakan. Untuk itulah masyarakat Bali biasanya akan akur karena ngelawar.

Dari semua arti penting tentang lawar tujuannya yang paling utama tidak lain adalah menciptakan persatuan, kerukunan, dan kerjasama serta belajar mensyukuri anugerah Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu perlu terus dilestarikan tradisi ini bila perlu dapat ditiru oleh masyarakat Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun