Ketika kesasadaran pentingnya membangun lingkungan ramah anak di tingkat keluarga sudah selesai, kemudian menjadi penting juga membangun kesadaran kolektif lingkungan, katakanlah setingkat RT.
Dikarenakan, setelah anak beranjak semakin dewasa, lingkungan sekitar lah yang merupakan tempat anak beraktivitas, dan bermain dengan anak-anak sebayanya.
Pengurus RT, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda dalam hal ini penting untuk duduk bersama, membahas bagaimana caranya membangun lingkungannya yang ramah anak.
Salah satu caranya adalah dengan turut serta menguatkan lembaga pendidikan, formal maupun non formal di wilayah tersebut, karena lembaga pendidikan inilah sebagai tempat anak belajar, mempersiapkan generasi masa depan.
Kemudian juga mendorong adanya kegiatan positif yang diikuti oleh anak-anak di lingkungan, baik keagamaan seperti kegiatan dibaiyah, solawat banjari, maupun sosial kemasyarakatan seperti penyelenggaraan perlombaan edukatif untuk anak, dalam rangaka peringatan hari hari besar nasional.
Selain itu, masyarakat juga bisa membangun lokasi bermain anak tersendiri, sehingga anak anak di lingkungan tersebut memiliki tempat yang nyaman untuk bermain. Apalagi jika disediakan taman baca anak di lokasi tersebut, tentunya akan lebih menarik lagi.
Untuk anak yang sudah bersekolah di tingkat dasar, menengah, maupun atas, maka lembaga pendidikan terkait juga sangat penting dalam hal membangun lingkungan ramah anak. Karena waktu anak, sebagian juga dihabiskan di sekolah.
Akhirnya, dalam rangka membangun kesadaran kolektif, untuk mewujudkan lingkungan yang ramah anak ini dibutuhkan sinergi antara orang tua dalam keluarga, para tokoh lingkungan, dan lembaga pendidikan terkait.
Sabtu, 11 September 2021
Penulis: Putut Dairobi (Pendamping Sosial Progam Keluarga Harapan Kabupaten Blitar)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H