Mohon tunggu...
Putu Suasta
Putu Suasta Mohon Tunggu... Wiraswasta - Alumnus UGM dan Cornell University

Alumnus UGM dan Cornell University

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gerakan Budaya dari Sudamala

27 Mei 2019   19:05 Diperbarui: 27 Mei 2019   21:40 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiap tempat di Sanur pasti memiliki visi misi untuk membuka dirinya sebagai ruang rupa. Sudamala sendiri juga begitu. Bagi Sudamala, ada beberapa hal mengapa ruang rupa menjadi bagian pergerakan budaya di dalam visi misinya, di antaranya sebagaimana telah disinggung di atas, adalah untuk lebih melekatkan Sudamala kepada latar Sanur yang memiliki sejarah seni rupa yang sangat kental di Bali. Sanur adalah bagian dari sejarah penting dalam kronologi seni rupa di Bali. Bahkan Sanur disebutkan sebagai salah satu yang menempatkan seni rupa Bali menjadi sangat 'hidup' selain Denpasar kota di masa lalu.

Di tengah maraknya pertumbuhan seni rupa di Bali, dan di tengah pergaulan seni rupa nasional di mana para seniman Bali menjadi 'primadona' dalam pergaulan seni rupa nasional, maka Sudamala merasa wajib untuk menjaga mekarnya pertumbuhan seni rupa Bali. Sudamala merasa terpanggil untuk menyediakan ruangnya bagi para seniman Bali, tua muda dan anak-anak untuk berkiprah dan berkreativitas dan memamerkan puncak-puncak pencapaian estetiknya. Dengan mengambil bagian dalam pergerakan kesenian, khususnya seni rupa, Sudamala berharap peran kecilnya dapat menjaga prestasi-prestasi estetik para seniman Bali.

Sejauh ini sudah puluhan kali Sudakara Art Space menyelenggarakan pameran seni rupa dan work shop seni rupa. Ruang kesenian itu bukan saja untuk para seniman muda Bali yang telah berkibar namanya di jagat seni rupa nasional, melainkan juga untuk anak-anak memamerkan hasil kreasinya. Sudakara Art Space juga beberapa kali menyediakan ruangnya untuk ajang elar seni rupa kolaboratif antara seniman Bali dan seniman luar negeri, seperi halnya baru-baru ini diselenggarakan pameran kolaborasi antara seniman Bali dan seniman Korea dengan tajuk pameran "Full Moon" (19 Mei -- 30 Juni 2019). Sebelumnya juga telah diselenggarakan pameran kolaborasi antara seniman Bali dengan seniman China.

Sebagai bagian dari pariwisata Bali, Sudamala telah memainkan perannya bukan sekadar penginapan berbintang, melainkan telah menyadarkan visi misinya sebagai bagian dari kekentalan budaya Bali. Sudamala menyadari bahwa Bali begitu kaya dengan budaya dan bagi Sudamala itu harus juga dijaga dengan memberi ruang kreativitas, ruang dialog dan langkah-langkah nyata menjaga pemikiran dan karya dari intelektual, budayawan dan seniman Bali.

Bali adalah budaya. Inilah yang utama disadari Sudamala. Sejauh ini Sudamala telah berpartisipasi mengisi ruang-ruang kosong yang jarang diberi perhatian semacam dialog budaya yang berkesinambungan; memberi ruang untuk puncak-puincak pencapaian karsa dan karya;  memberi ruang kepada tunas-tunas berbakat seperti anak-anak yang penuh gagasan dan impian. Sejauh itu Sudamala telah membuktikan kehadirannya sebagai institusi pariwisata yang peduli kepada pemikiran, karya dan sikap kritis untuk menjaga Bali agar tak melenceng terlalu jauh. (PS/23052019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun