Mohon tunggu...
Putu Ria Ratna Dewi
Putu Ria Ratna Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nim 2012061022

STAHN Mpu Kuturan Singaraja

Selanjutnya

Tutup

Seni

Goresan Diatas Kaca, Seorang Seniman Nagasepaha Mampu Menarik Wisatawan Lokal Maupun Mancanegara

24 Juli 2022   11:43 Diperbarui: 24 Juli 2022   12:40 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai generasi dari alm Jro Dalang Diah, Ketut Santosa memiliki niat yang besar untuk mengembangkan dan melestarikan lukisan wayang kaca. Apalagi wayang kaca ini sudah diakui  oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudaan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).

Proses pengembangan lukisan wayang kaca ini dimulai dari lingkungan keluarganya,. Dimana ia menularkan keseniannya kepada anak laki-lakinya. Disamping itu juga dia mengajarkan lukisan kaca ini kepada anak-anak disekitar lingkungannya. Tetapi sebelum iru anak-anak diajarkan untuk menggambar wayang dan jika adanya niat dari anak-anak baru diajarkan untuk melukis kaca.

Ia juga menularkan keahliannya dalam melukis kaca kepada para siswa di SD N 1 Nagasepaha, SMP N 3 Sukasada dan SMK N 1 Sukasada agar seni lukis kaca ini tetap eksis dan menjadi ikon Desa Nagasepaha. Disamping itu juga, dia sering dijadikan sebagai guru tamu dan narasumber. Dari sinilah adanya penyebaran mengenai lukisan wayang kaca sehingga adanya keunikan tersendiri dari lukisan tersebut. Bahkan banyak orang yang baru belajar bilang bahwa teknik melukis kaca merupakan teknik melukis terbalik. Inilah keunikan dari lukis kaca. Selain itu, keunikan melukis kaca juga terlihat saat melukis didalam gelas ataupun toples karena melukis didalam benda tersebut merupakan sebuah tantangan.

 Seiring perkembangan jaman, tema dari lukis kaca juga ikut mengalami perkembangan dari lukisan kaca tradisional ke modern. Lukisan kaca tradisional biasanya bertemakan wayang sedangkan lukisan kaca modern lebih mengangkat tema kekinian seperti karikatur, politik, budaya, sosialis dan lain-lain.

Waktu dalam pembuatan lukisan kaca ditentukan berdasarkan tema yang dibuat. “Kalau lukisan kaca modern dengan tema kekinian seperti melukis didalam gelas atau toples memerlukan waktu 3-4 minggu dan lebih lama dari lukisan kaca tradisional. Hal ini disebabkan karena adanya kesulitan dalam mengkolaborasikan warna sedangkan kalau lukisan kaca tradisional memerlukan waktu sekitar 2-3 minggu karena tidak adanya kesulitan dalam mengkolaborasikan warna karena hal ini sudah sering dilakukan,” ujarnya.

Harga lukisan kaca I Ketut Santosa bervariasi tergantung tema dan ukuran lukisan. Mulai dari harga 600rb sampai 6jt. Harga lukisan juga menyesuaikan dengan tempat pameran.

Lukisan kaca I Ketut Santosa tidak hanya dibeli oleh orang lokal saja tetapi banyak wisatawan mancanegara yang membeli lukisannya. “Pada saat saya mengikuti pameran dalam rangka Pesta Kesenian Bali lukisan saya laku terjual 6 lukisan yang dibeli oleh orang Jerman 2, masyarakat Denpasar 3, Ibu Gubernur 1,” Katanya.

Sementara untuk pameran saat adanya Covid-19 memang belum memungkinkan untuk dilaksanakan dengan menghadirkan masyarakat secara langsung untuk melihat hasil karya lukisan yang kaca. Tetapi hanya bisa dilakukan secara virtual. Pameran ini sangat penting dilakukan karena menjadikan produk sangat terkenal bahkan tidak hanya tingkat daerah, nasional bahkan internasional pun karena saat adanya pameran tidak hanya dikunjungi oleh orang lokal saja tetapi wisatawan mancanegara pun ikut melakukan kunjungan kesebuah acara.

Sebelum adanya covid-19, I Ketut Santosa tidak hanya mengikuti pameran di Bali saja bahkan dirinya juga sudah pernah keluar Bali seperti Jakarta, Yogyakarta dan Bandung. Dirinya berharap supaya warisan dari Alm Jro Dalang Diah dikenal oleh banyak orang dan bisa dilanjutkan kegenerasi berikutnya. (Ria)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun