Kejayaan akan kita warisi dari generasi ke generasi melalui semangat yang kita penetrasi dalam setiap benak putra-putri Nusantara dalam mewujudkan suatu kedamaian peradaban yang berkebudayaan luhur tanah air Nusa dan Bangsa Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tidak ada lagi rintangan yang terlalu sulit untuk kita raih bersama-sama. Melangkah maju dengan semangat persaudaraan.Â
Siamo tuti frateli. Sadarilah bahwa kita merupakan saudara setanah-air. Satu nusa, satu bangsa, satu bahasa kita. Tanah air Indonesia akan terlahir kembali dalam setiap pergantian periodisasi kepemimpinan yang membawa bahtera ini berlayar menuju cahaya emas surgawi sebagai titik kedigjayaan yang luar biasa.Â
Merdekakanlah pikiran kita. Bebas beropini. Bebas belajar. Literasi yang dikuatkan. Terhubung kembali dengan segala ilmu pengetahuan yang telah leluhur kita ajarkan dan tuangkan dalam setiap karya-karya mereka.Â
Jangan biarkan karya mereka hanya menjadi pajangan museum berdebu. Petiklah sari pendidikan. Cicipilah buah manis pendidikan. Capailah titik renaisans dari kejayaan penyebaran ilmu pengetahuan.
Kesimpulan dan Saran.
 Berdasarkan analisa di atas, kita dapat mengetahui betapa besar pengaruh yang diberikan oleh propaganda. Maka dari itu, jangan biarkan belenggu penyiksaan di masa lalu kembali membendung semangat pemikiran kita.Â
Untuk mencapai kemerdekaan akademik, maka terlebih dahulu kita capai kebebasan pikiran. Untuk menjadi seorang cendekia yang mengakselerasi peradaban bangsa menuju Indonesia Emas 2045.
 Dengan pentingnya point pendidikan dalam Sustainable Development Goals (SDGs) yang telah diwartakan oleh PBB pada tahun 2015. Diharapkan semua peradaban bangsa di seluruh dunia dapat bergerak dan mencapai abad keemasannya masing-masing. Viva liberte! Hiduplah kemerdekaan! Hiduplah kejayaan! [PMSW]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H