Mohon tunggu...
Putu asthiti
Putu asthiti Mohon Tunggu... Sales - Entrepreneur

Penulis yang menggunakan tulisannya untuk membagikan pengalaman dan sudut pandangnya

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Menghadapi Perbedaan dengan Pasangan

21 November 2023   11:46 Diperbarui: 21 November 2023   11:54 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kamu pernah menjalani hubungan asmara, menemukan perbedaan antara kamu dan pasangan pastinya sudah tidak asing. Entah itu perbedaan sudut pandang, selera musik, selera terhadap makanan, status sosial bahkan perbedaan agama.

Kadang, perbedaan tersebut hanya perbedaan kecil yang tidak menyebabkan masalah untuk hubungan kalian, tapi, ada kalanya perbedaan itu cukup mengganggu sehingga pertengkaran besar yang menyebabkan rusaknya hubunganmu dan pasangan tidak dapat dihindari.

Karena seringnya perbedaan menyebabkan masalah, banyak pasangan yang sebisa mungkin menghindari terciptanya perbedaan dengan pasangan. Kalaupun ada perbedaan,kebanyakan orang akan mencari cara atau solusi guna mengatasi perbedaan tersebut.

Benarkah perbedaan dengan pasangan adalah suatu masalah yang harus dihindari atau diatasi? Coba deh diingat-ingat, antara kamu dan saudaramu yang ibu dan bapaknya sama saja, ada banyak perbedaan kan? Bahkan sepasang anak kembar pun pasti memiliki beberapa perbedaan. Jadi, sebenarnya perbedaan itu adalah hal yang wajar dan tidak mungkin dihindari kan?

Nah, yang menjadikan perbedaan dengan pasangan menjadi sebuah masalah adalah, perbedaan-perbedaan yang (sebenarnya bisa) terlihat sejak awal hubungan itu, tidak pernah dibahas secara mendalam.

Banyak pasangan muda (terutama para kaum ngebet nikah) yang tidak mau membahas perbedaan-perbedaan yang ada karena takut hubungannya akan berakhir. Walaupun sebenarnya dia merasa terganggu dengan perbedaan itu. Bahkan ada yang lebih konyol, mengabaikan perbedaan yang mengganggu itu, dengan harapan nanti setelah menikah pasangannya akan berubah! Padahal, hanya dengan menikah tidak akan membuat seseorang otomatis berubah.

Hal-hal yang terlihat berbeda (atau berpotensi berbeda), sebenarnya penting untuk dibahas di awal hubungan. Agar nantinya tidak ada salah satu pihak yang merasa terganggu atau tersakiti, karena ternyata ada perbedaan dalam aspek yang sifatnya krusial dalam hidupnya.

Yuk, kita ambil contoh perbedaan yang jarang dibahas dengan pasangan di awal hubungan, yaitu perbedaan dalam mengelola uang. Misalnya yang satu sangat hemat dan teliti dalam mengelola uang, sementara pihak satunya sangat boros dan tidak teliti dalam menyimpan uang. Di awal hubungan mungkin hal ini terlihat sepele. Tapi saat sudah menikah, cara mengelola uang ini akan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan hubungan.

Pihak yang hemat mungkin akan sering gusar dengan cara pasangannya mengatur uang, terlebih kalau hanya ada satu pihak yang menghasilkan uang dalam keluarga itu. Hal yang awalnya dianggap tidak krusial akan menjadi masalah yang cukup besar pada akhirnya. Krisis ekonomi waktu pandemi kemarin membuat masalah ini semakin terlihat.

Contoh lainnya, kita ambil turunan dari managemen waktu yang sering tidak dibahas mendalam, soal meluangkan waktu untuk berdua. Ada yang merasa seminggu sekali sudah cukup, ada yang merasa tiap hari harus minimal ada waktu buat quality time walau hanya setengah jam.

Bagi pihak pertama, pasti tidak akan ada masalah jika sehari tidak saling menghubungi atau ngobrol hangat di akhir hari bagi yang sudah menikah. Tapi bagi pihak kedua, sehari tidak ada kontak sama sekali bisa mengakibatkan dia merasa diabaikan, mulai berpikir macam-macam, yang pada akhirnya pasti memicu pertengkaran.

Mulai terlihat bukan, kalau perbedaan-perbedaan “kecil” yang tidak disikapi dengan baik ini pada akhirnya bisa menyebabkan pertengkaran?  Kalau begitu, perbedaan apa saja yang sifatnya krusial dan perlu kita cari tahu dan bahas di awal hubungan?

Jawabannya: “tergantung!” kamu dan saya pasti memiliki aspek-aspek krusial dalam hidup yang berbeda. Jadi, sebaiknya kamu buat dulu list aspek krusial dalam hidup kamu, yang kalau pasangan kamu tidak sama dengan kamu, maka akan menjadi masalah. Kalau kamu sudah tahu aspek-aspek penting ini, saat memilih pasangan nantinya kamu bisa segera memvalidasi kesamaan pasangan denganmu dalam aspek-aspek tersebut.

Yang paling penting adalah aspek keseharian. Nyambung ga kalian ngobrolnya? Selera humor kalian selaras ga? Cara chatt juga penting di zaman sekarang. Cara dan nada bicaramu dan pasangan selaras ga? Orang yang sejak kecil terbiasa hidup di lingkungan yang bicaranya selalu halus dan sopan, kemungkinan besar akan merasa terganggu atau sakit hati kalau ada yang berbicara dengan nada tinggi padanya.

Lalu, bagaimana kalai sudah terlanjur, pasangan kita (ternyata) memiliki perbedaan dalam aspek yang krusial dalam hidup kita? Kita ambil saja contoh soal membelanjakan uang. Pasangan suka berbelanja online. Hampir tiap hari ada saja paket yang datang ke rumah, di sisi lain kita ga doyan belanja dan merasa terganggu karena kita pikir pasangan boros.

Biasanya orang yang merasa terganggu akan menegur pasangannya. Namun, alih-alih menegur “kamu kok boros sekali sih, hampir tiap hari belanja online terus?” akan lebih baik jika kita menanyakan alasan dibalik perbuatannya tanpa nada menghakimi. Misalnya:

“Sayang, aku liat kamu hampir tiap hari belanja online. Aku pengen tahu, kenapa kamu suka sekali belanja online?”

Dengan mengajukan pertanyaan terbuka tanpa nada menghakimi, kemungkinannya pasangan pun akan menjawab dengan baik. Dengarkan jawabannya dan kalau ternyata dari jawabannya kita masih  belum bisa mengerti sudut pandangnya, dan masih merasa terganggu, konfirmasi dan tanyakan lagi dengan santai kenapa alasan itu penting baginya. Misalnya saja:

“Oh... jadi kamu belanja online buat apresiasi diri ya? (angguk-angguk) kenapa sih apresiasinya harus dengan belanja online? Cerita dong.” gali lagi alasannya dia.

Tujuannya apa sih kita menggali dan bertanya seperti itu? Bukan agar bisa nge-judge pasangan bahwa apa yang dia lakukan itu salah, atau untuk mengubah pasangan mengikuti cara berpikir kita.

Tapi, kita bertanya agar kita bisa tahu alasan dibalik perbedaan yang agak mengganggu pikiran kita, dengan harapan kita bisa memahami sudut pandangnya dan menghargai perbedaan tersebut.

Setelah kita paham, belum tentu juga kita harus mencari solusi untuk mengatasi perbedaan tersebut. Tidak semua perbedaan harus dicari solusinya kok! Bisa jadi setelah kita memahami sudut pandang pasangan, kita tidak lagi merasa terganggu dengan perbedaan itu. Kita hanya harus memikirkan dan mencari solusi apabila perbedaan yang ada membuat salah satu pihak tersakiti.

Tapi yang sering dilupakan para pasangan, solusi harusnya berupa jalan tengah yang bisa mengakomodir perbedaan, sehingga masing-masing pihak bisa merasa nyaman. Kedua pihak harus lah saling toleransi, bukan hanya salah satu pihak saja yang mengalah untuk mengikuti kemauan pihak lainnya.

Jika solusi mengatasi perbedaannya seperti itu, bisa dipastikan pihak yang mengalah terus menerus pada akhirnya akan merasa tertekan dan tidak puas. Nah, Ketidakpuasan inilah yang lebih banyak merusak hubungan, bukan perbedaannya.  

Yang harus diingat adalah, mengatasi perbedaan butuh toleransi yang harus berjalan dua arah, ga bisa hanya salah satunya saja yang mengalah, kita seharusnya sama-sama bergeser dan ketemu di tengah. :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun