Bagi pihak pertama, pasti tidak akan ada masalah jika sehari tidak saling menghubungi atau ngobrol hangat di akhir hari bagi yang sudah menikah. Tapi bagi pihak kedua, sehari tidak ada kontak sama sekali bisa mengakibatkan dia merasa diabaikan, mulai berpikir macam-macam, yang pada akhirnya pasti memicu pertengkaran.
Mulai terlihat bukan, kalau perbedaan-perbedaan “kecil” yang tidak disikapi dengan baik ini pada akhirnya bisa menyebabkan pertengkaran? Kalau begitu, perbedaan apa saja yang sifatnya krusial dan perlu kita cari tahu dan bahas di awal hubungan?
Jawabannya: “tergantung!” kamu dan saya pasti memiliki aspek-aspek krusial dalam hidup yang berbeda. Jadi, sebaiknya kamu buat dulu list aspek krusial dalam hidup kamu, yang kalau pasangan kamu tidak sama dengan kamu, maka akan menjadi masalah. Kalau kamu sudah tahu aspek-aspek penting ini, saat memilih pasangan nantinya kamu bisa segera memvalidasi kesamaan pasangan denganmu dalam aspek-aspek tersebut.
Yang paling penting adalah aspek keseharian. Nyambung ga kalian ngobrolnya? Selera humor kalian selaras ga? Cara chatt juga penting di zaman sekarang. Cara dan nada bicaramu dan pasangan selaras ga? Orang yang sejak kecil terbiasa hidup di lingkungan yang bicaranya selalu halus dan sopan, kemungkinan besar akan merasa terganggu atau sakit hati kalau ada yang berbicara dengan nada tinggi padanya.
Lalu, bagaimana kalai sudah terlanjur, pasangan kita (ternyata) memiliki perbedaan dalam aspek yang krusial dalam hidup kita? Kita ambil saja contoh soal membelanjakan uang. Pasangan suka berbelanja online. Hampir tiap hari ada saja paket yang datang ke rumah, di sisi lain kita ga doyan belanja dan merasa terganggu karena kita pikir pasangan boros.
Biasanya orang yang merasa terganggu akan menegur pasangannya. Namun, alih-alih menegur “kamu kok boros sekali sih, hampir tiap hari belanja online terus?” akan lebih baik jika kita menanyakan alasan dibalik perbuatannya tanpa nada menghakimi. Misalnya:
“Sayang, aku liat kamu hampir tiap hari belanja online. Aku pengen tahu, kenapa kamu suka sekali belanja online?”
Dengan mengajukan pertanyaan terbuka tanpa nada menghakimi, kemungkinannya pasangan pun akan menjawab dengan baik. Dengarkan jawabannya dan kalau ternyata dari jawabannya kita masih belum bisa mengerti sudut pandangnya, dan masih merasa terganggu, konfirmasi dan tanyakan lagi dengan santai kenapa alasan itu penting baginya. Misalnya saja:
“Oh... jadi kamu belanja online buat apresiasi diri ya? (angguk-angguk) kenapa sih apresiasinya harus dengan belanja online? Cerita dong.” gali lagi alasannya dia.
Tujuannya apa sih kita menggali dan bertanya seperti itu? Bukan agar bisa nge-judge pasangan bahwa apa yang dia lakukan itu salah, atau untuk mengubah pasangan mengikuti cara berpikir kita.
Tapi, kita bertanya agar kita bisa tahu alasan dibalik perbedaan yang agak mengganggu pikiran kita, dengan harapan kita bisa memahami sudut pandangnya dan menghargai perbedaan tersebut.