Mohon tunggu...
Putu Fahrudin
Putu Fahrudin Mohon Tunggu... Freelancer - Belajar dan bekerja dalam harmoni

Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Anime dan Mimpi Besar Indonesianisasi

10 November 2020   17:24 Diperbarui: 10 November 2020   17:43 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, pengaruh budaya Jepang yang sangat kuat mengakibatkan sebagian dari kita pasti tumbuh dan berkembang ditemani oleh karakter Doraemon, yang merupakan karaktert favorit anak-anak Indonesia di akhir pekan.

Pengaruh kebudayaan Jepang ini dapat dikategorikan sebagai Imperialisme budaya, yang disampaikan oleh Herbert Schiller (Communication and Cultural Domination) sebagai "memungkinkan media negara maju untuk mendominasi di negara berkembang". Pengaruh imperialisme menjadikan suatu negara kehilangan identitas dan nilai-nilai lokal, dan digantikan dengan budaya global yang dominan. 

Dengan perkembangan teknologi dan usia produktif yang cukup melimpah, apakah Indonesia mampu menyebarkan kebudayaanya kepada masyarakat global melalui kebijakan Indonesianisasi yang merupakan mimpi kita bersama agar Indonesia tidak hanya menjadi konseumen di era global, tapi juga menjadi global player yang tangguh?

Yap, kata Indonesianisasi mungkin sedikit asing di telinga kita. Namun, kata ini telah terdaftar dalam situs kbbi.web.id. Indonesianisasi memiliki arti : proses, cara, per-buatan mengindonesiakan sesuatu; pengindonesiaan. Inti Indonesianisasi jika dikaitkan dengan komunikasi dari analisis saya :

Pertama, melihat bahwa apapun yang kita terima dari media (ideologi, informasi, fenomena, kebijakan politik, ekonomi, sosial), jangan hanyaditerima mentah-mentah, tidak serta merta dipandang hebat, harus dilihat dengan kacamata nilai-nilai lokal Indonesia, apakah itu sesuai atau tidak dengan nilai budaya lokal yang kita pegang. 

Kedua, Indonesianisasi berarti kita tidak menutup diri terhadap budaya global, tidak anti dengan media-media global, akan tetapi memadukan kebudayaan global dengan tetap mempertahankan nilai-nilai budaya lokal yang luhur.

Dari analisis tersebut, sebagai masyarakat, kita perlu menyebarluaskan nilai-nilai lokal Indonesia kepada masyarakat dunia dengan cara menyebarkan konten-konten positif yang menunjukan keunikan dan keberagaman budaya Indonesia melalui berbagai platforms sosial media (YouTube, Instagram, Twitter, Facebook, TikTok). 

Bukan malah sibuk mencari sensasi atau saling hujat demi keuntungan ekonomi. Diluar dari itu semua, peran vital pemerintah sangat dibutuhkan dalam mendukung serta menciptakan kebijakan yang menguntungkan masyarakat lokal dan menjaga keutuhan nilai-nilai budaya Indonesia. Pemerintah perlu membuat grand desain agar Indonesianisasi ini mampu dijalankan dengan baik, supaya kita terjebak menjadi negara konsumen yang terus bergantung terhadap nilai dan budaya dominan.

Sumber Referensi :

Ardian, Heidi Yunan. (2017). KOMUNIKASI DALAM PERSPEKTIF IMPERIALISME KEBUDAYAAN. Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi UMJ, 1(1). Advance Online Publication.

Kazuaki Nagata. (2010). Anime Makes Japan Superpower. The Japan Times.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun