Berangkat dari kisah di balik layar inilah yang membuat Nosstress  terdorong untuk menciptakan lagu lagu yang sarat akan makna sebagai perantara keresahan yang telah dirasakan. Lagu "Bu Darmi" menjadi salah satu karya terkenal dari grup musik asal Bali ini.
Menyoroti seorang perempuan yang telah menikah dan mengambil peran sebagai seorang Ibu. Tantangan yang kerap dihadapi dalam kehidupan menjadi seorang perempuan bali adalah merangkap ke dalam "triple roles" yakni:Â
- Bagaimana seorang perempuan berperan dalam mengurus keluarganya,Â
- Bagaimana seorang perempuan harus memenuhi kewajibannya dalam bermasyarakat serta menjaga adat,
- Bagaimana peran seorang perempuan harus bekerja untuk memenuhi kepentingan ekonomi.Â
Situasi ini secara tidak langsung memberikan batasan perempuan untuk berekspresi sehingga tak jarang dari mereka memendam semuanya sendiri dan berakhir depresi. Menurut data Pusat Informasi Kriminal Nasional Polri, tingginya angka bunuh diri di Bali mencapai 135 kasus pada tahun 2023 dan didominasi oleh faktor depresi.
Lagu "Bu Darmi" mengajak pendengar untuk memahami bahwa di balik cinta yang tulus, terdapat beban yang sering kali tidak terlihat. Dalam setiap lirik dan nada, tersimpan pesan tersirat tentang duka (sedih) & tresna (cinta). Mari kita telusuri makna di setiap penggalan liriknya!
"Kututurkan sebuah cerita
Kisah sedih yang jadi biasa
Karena kita menutup mata"
Lirik tersebut menjadi pembuka lagu "Bu Darmi" yang mengisyaratkan potret duka (sedih) yang sudah sering terjadi, hingga terkadang dianggap biasa saja oleh sebagian besar orang. Ironisnya, tak semua realita yang terjadi di sekitar kita bisa dilihat dari permukaan.Â
Penting bagi kita untuk peduli dengan orang-orang di sekitar, tak melulu harus langsung terjun dalam skala masyarakat yang luas akan tetapi bisa dimulai dari orang-orang terdekat yakni keluarga.Â
Menjadi pendengar dan tempat cerita teruntuk orang-orang terdekat, bisa menjadi langkah kecil kita untuk peduli terhadap mereka yang tengah berjuang dalam kesepian.
"Menjelang hari raya, Ibu Darmi
Membeli semua perlengkapan di pasar
Uangnya sedikit tapi harus dapat banyak
Terpaksa berhutang
Walau malu sudah menumpuk"
Bait pertama lagu ini menggambarkan perjuangan Bu Darmi, mengambil peran sebagai seorang ibu dan sosok perempuan bali yang terpaksa berhutang demi memenuhi kebutuhan keluarga dan menjaga tradisi menjelang hari raya. Tekanan sosial dan budaya memaksanya untuk tetap terlihat "mampu" meski realitanya penuh kesulitan.
Memberikan dukungan untuk usaha  yang dikelola oleh perempuan melalui pelatihan keterampilan pengelolaan bisnis dapat menjadi solusi yang bisa ditawarkan dengan harapan Bu Darmi dan perempuan lain yang menghadapi tantangan serupa, dapat lebih mudah menjalani kehidupan tanpa harus terjebak dalam siklus utang.
"Sesampainya di rumah, Ibu Darmi
Bergegas memasak makanan untuk semua
Makanan sedikit tapi keluarganya banyak
Berjuang harmonis walau perut menahan lapar"
Meski makanan terbatas dan perut sendiri menahan lapar, sebagai seorang ibu ia tetap memprioritaskan kebahagiaan keluarganya. Sikap bu darmi merupakan bentuk tresna (cinta kasih) dari seorang perempuan harus tetap berkorban walaupun ada hal yang harus direlakan.
"Mencoba peruntungan, Bapak Darma
Mempercayakan nasib pada seekor ayam
Uangnya sedikit tapi pengen cepat banyak
Tak menambah uang, Pak Darma menambah hutang"
Menyoroti bagaimana Bapak Darma suami Bu Darmi memilih judi sebagai jalan keluar dari kesulitan ekonomi, namun justru semakin memperburuk keadaan dengan menambah hutang. Tekanan finansial dapat memicu frustrasi yang membuatnya agresif dan Ibu Darmi menjadi sasaran pelampiasan emosinya. Situasi ini mencerminkan bagaimana masalah ekonomi dan tekanan sosial dapat merusak hubungan keluarga dan pada akhirnya menempatkan perempuan sebagai sasaran yang paling rentan terkena dampaknya.
"Terlintas di benak Bu Darmi
Tuk tinggalkan semua ini
Tapi jadi janda atau mati
Bisa jadi lebih seram dari ini"
Sempat terpikir dalam benak Bu Darmi untuk mengakhiri penderitaannya, tapi  stigma janda atau kematian justru terasa lebih menakutkan dibanding harus bertahan di situasi sekarang. Hal ini menunjukkan betapa sulitnya perempuan keluar dari lingkaran penderitaan ketika setiap pilihan terasa sama beratnya dan tak memberi kebebasan.
Lagu merupakan wadah yang tepat untuk mengangkat isu-isu yang sering kali tenggelam ke dasar, termasuk isu perempuan. Percayalah bahwa sebuah lagu tak hanya sekedar lirik dan nada yang masuk ke telinga kemudian sirna, namun niscaya dapat menyentuh jiwa, menghidupkan asa dan menggerakkan manusia.
Makna-makna yang tersirat di lirik lagu Bu darmi diharapkan mampu membuka pandangan tentang sosok perempuan Bali. Sebagai perempuan, kita seharusnya mendapatkan kesempatan yang setara dengan laki-laki dalam berbagai aspek kehidupan. Kita berhak untuk memperoleh pendidikan yang tinggi, kita berhak memperoleh akses pekerjaan yang sama dan kita berhak mengakhiri rantai penderitaan yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H