Apalagi jika cuaca buruk yang mengharuskannya menepi di pinggir jalan yang sepi. Banyak sekali waktu yang ia habiskan di sekolah, kerena sore hari ia baru sampai di rumah dengan rasa pegal yang biasa dialami karena faktor umur.
Mengejutkan karena ia tidak pernah mengeluh setelah menempuh perjalanan sejauh 48 km. Senyuman dari para anak didiknya seolah menjadi obat lelah ketika ia jenuh dengan rutinitasnya.Â
Tawa riang para murid seolah menghangatkan hatinya. Kerutan kening yang perlahan hilang dari para murid membuat ia puas dengan hasil ilmu yang ia ajar.
Menjalani profesi mulia sebagai guru dengan ikhlas, membuat ia sedikit tak menyangka bahwa ia akan pensiun di tahun 2028 mendatang atau enam tahun lagi.Â
Waktu enam tahun tidak akan terasa baginya. Saat sudah pensiun nanti Rusman berkata ia akan menikmati masa tua dengan keluarganya di rumah.
Ia berharap pembangunan sekolah di desa terpencil merata dan banyak dari generasi muda di indonesia yang bercita-cita menjadi guru, pekerjaan yang sangat mulia dalam mendidik generasi penerus bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H