Kisah panjang itu tidak membuatnya jenuh, malah setiap harinya selalu ada alasan untuk jatuh cinta pada profesinya sebagai guru.
Saat itu ia memulai kiprahnya sebagai guru honorer di salah satu SMP swasta yang cukup dekat dengan rumahnya.Â
Lalu ia mendaftar menjadi Guru Bantu Daerah Terpencil, dari situlah ia memulai kisahnya menjadi guru yang menempuh jarak jauh. Walaupun ia sudah menjadi guru ASN tapi ia tetap ingin mengajar di daerah terpencil.
Ia memilih umtuk menjadi guru di daerah terpencil karena panggilan hati. Terlebih di daerah terpencil masih sangat kurang tenaga pengajar.Â
Pembangunan yang belum merata juga membuatnya merasa lebih terpanggil untuk mengajar disana. Hal tersebut ia anggap sebagai ladang pahala di akhirat nanti.
Dilengkapi seragam dinas kebanggaannya, motor kesayangannya, dan kobaran api semangat, ia siap menjalankan tugasnya sebagai tenaga pengajar untuk generasi muda bangsa.
Perjalanan 48 Km Penuh Rintangan
Perjalanan tiga puluh tahun sebagai guru tentu banyak kisah menarik didalamnya. Hari demi hari selalu ada cerita di setiap lembaran kisah perjalanannya. Entah itu suka maupun duka yang ia jalani.Â
Mogok, hujan, banjir, jalanan terjal, kombinasi kata yang sangat kacau. Itulah yang dirasakan Rusman bila cuaca kurang mendukung.Â
Terkadang ia harus terjebak di tengah jalan berjam-jam karena cuaca buruk yang mengakibatkan jalanan semakin ekstrem. Pengabdian puluhan tahun membuat Rusman sudah biasa menghadapi kendala seperti itu.
Ia biasa berangkat dari pukul 06.00 WIB dan sampai pada pukul 07.30 WIB bila tidak ada halangan. Bila ada halangan, ia seringkali terlambat.Â